Penulis punya pengalaman betapa "bapernya" para pendukung cebong dan kampret,entah bagaimana ceritanya dua akun sosmed penulis seperti facebook dan twitter di report as spam dan saat ini akun tersebut tak bisa di akses kalau tak mau dikatakan mati.Â
Perbedaan pandangan masih dianggap permusuhan bukan sebagai kawan tukar menukar ide dan perspektif, saat kita luruskan dengan fakta di reply dengan emosi dan kebencian.Â
Saudara dekatpun masih belum terlatih dengan perbedaan yang  sangat sederhana, apalagi perbedaan yang tajam, mereka masih belum menikmati betapa menyenangkannya kebebasan yang beragam bukan yang seragam.
Tahun 2019 bisa jadi tahun paling tajam dan menikam buat hubungan dua kubu ini, padahal yang mereka dukung mati-matian tak kan memikirkan mereka sedikitpun, penulis mengamati hal ini karena kerap mondar mandir di gedung laboratorium politik paling nyata yaitu gedung parlemen, tapi apadaya untuk mereka (dua kubu) tak menyadari bahwa mereka cuma jadi sarana dan alat pemuas syahwat politik dan libido kekuasaan.Â
Tahun depan kita harus lebih kritis, siapapun presiden yang terpilih, ia akan hadapi tantangan era digital dan perubahan yang sulit dikendalikan. Stop segala bentuk provokasi dan mulailah untuk memandang masa depan bangsa untuk kepentingan smua bukan untuk pribadi dan golongan semata. Selamat tahun baru 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H