Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trend Kata "Senjakala" di Penulisan Kita Akhir-akhir Ini

5 Februari 2016   17:27 Diperbarui: 6 Februari 2016   06:02 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, senja/sen·ja/ n waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam.

kesenjaan/ke·sen·ja·an/ v sudah terlalu petang (hampir malam); kepetangan; kemalaman.

Belakangan senjakala menjadi sebuah kata yang sangat terdengar puitis di barengi dengan momentum lenyapnya beberapa media cetak di Amerika. Sementara di jepang senjakala di alami oleh perusahaan-perusahaan elektronik yang sudah tak mampu lagi bersaing dengan industri telco dan smartphone, dikarenakan semua platform hiburan sudah digantikan dengan smartphone, mulai dari nonton TV, baca koran, merekam suara, mendengarkan musik, belajar, belanja online dan semua aplikasi yang memudahkan dan membuat segalanya menjadi praktis.

Di indonesia senjakala dan suasana muram di alami oleh kawasan penjualan Komputer di ITC mangga dua, atau penjualan barang-barang elektronik di glodok, bahkan penjualan Handphone di Roxy pun sudah tergantikan oleh belanja online,sudah tak ada lagi keluhan susah parkir di kawasan-kawasan tersebut, padahal dahulu semua kawasan tersebut macet dan padat, semua kegiatan ekonomi pendukung di kawasan tersebut bisa hidup, mulai dari tukang parkir liar, pedagang asongan, pedagang makanan dan minuman semua bisa menikmati masa-masa itu, kini semua sudah berubah, meski tidak terlalu drastis tapi setidaknya sudah banyak pedagang-pedagang elektronik yang mengeluh "sepi" bahkan ada yang gulung tikar, tak jarang kita lihat tulisan Toko dijual atau disewakan di beberapa koridor di kawasan Mall-mall diatas.

Fokus tulisan ini bukan mengupas tuntas permasalahan ekonomi ritel yang tergantikan oleh teknologi informasi, atau digital economy, tapi tulisan ini akan mengangkat mengapa kata senjakala begitu terdengar puitis dan menyahat hati terlebih buat mereka yang merasakan dampak dari digital economy apalagi bagi mereka yang tak mampu bersaing di tengah kemajuan teknologi yang berkembang cepat.

Karena kata "senjakala" begitu enak diucapkan sambil guyon disetiap diskusi serius maupun diskusi yang santai, maka kata ini jadi begitu terkenal, setiap kita lihat ada perusahaan yang sudah tak mampu beroperasi dan telah mem- PHK karyawannya maka kita akan nyeletuk, "senjakala barang-barang elektronik" atau media cetak yang sudah tidak terbit "senjakala media masa"

Ternyata Guruh soekarno putra sudah sering menggunakan kata "senjakala" dalam setiap karyanya, kita tahu Guruh adalah pencipta lagu yang romantis dan sangat puitis, dalam lagu "Kala sang surya tenggelam" ia begitu sempurna menggambarkan suasana senja yang sangat temaram,

Surya Tenggelam di telan kabut Gelap,

Senja Nan muram, dihati remuk redam

https://www.youtube.com/watch?v=mg7oMDHNTzw

Mungkin jika di dengar oleh pemilik-pemilik bisnis, mereka akan menangis meraung-raung, Ha... ha... ha atau mereka akan bangkit lagi menumbuhkan optimisme baru, dan memperoleh kembali kesuksesan bisnis dimasa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun