Tentang tahun-tahun sebelumnya,
Tuhan merencanakan pertemuan di pemakaman ;
selalu menjadi tempat pembicaraan,
penglihatan antara suka-duka dan bimbang antara keduanya.
Pemakaman tidak lagi semenyedihkan itu, sebab
aku dan bahumu selalu dipertemukan di pemakaman - atau jalan menujunya-Â
dan pulang setelahnya.
Soal pemakaman dan gelap-gulita setelah itu,
aku tidak tahu bab berapa Tuhan menuliskan pertemuan selain di tempat itu,
untuk kita cicipi anggur di meja -untuk di makan- tentu tidak di pemakaman.
Tidakkah kini pemakaman adalah tempat romantis yang Tuhan jadikannya itu kemudian?
Tidakkah -barangkali aku dan bahumu menunggu-nunggu waktu untuk datang ke pemakaman,
dengan warna hitam seragam,
tapi kini sungguh menyenangkan,
barangkali jika Tuhan berkenan,
mana bolehkah sesekali kita memakai baju hitam untuk ke acara perayaan?
-firliana,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H