Mohon tunggu...
R Firkan Maulana
R Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: sadakawani@gmail.com | http://www.instagram.com/firkanmaulana

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Perilaku Mengemudi dan Kemacetan Lalu Lintas

14 Februari 2020   11:24 Diperbarui: 14 Februari 2020   11:37 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga wajar saja sekarang ini, pengendara yang menggunakan HP akan ditilang oleh polisi dan mendapat denda. Nah, karena menggunakan HP tersebut, otomatis para pengendara akan mengurangi laju kendaraanya.

Karena tindakannya tersebut maka potensi kemacetan akan semakin besar karena kendaraan lain di belakangnya pun akan semakin pelan kecepatannya. 

5. Melawan arus

Para pengendara motor seringkali seenaknya melawan arus di ruas jalan. Perilaku ini biasanya dilakukan untuk mencari jalan pintas karena kalau menempuh jalan yang sebenarnya akan memutar terlalu jauh.

Namun justru perilaku seperti ini akan menyebabkan terganggunya arus lalu lintas. Para pengendara akan menurunkan kecepatannya untuk menghindari tabrakan. 

6. Berpindah jalur seenaknya

Banyak pengendara motor dan mobil yang suka berpindah jalur seenaknya. Ada pengendara yang seringkali berpindah jalur dari kiri ke kanan, kemudian pindah lagi dari kiri ke kanan.

Hal ini sering mengacaukan arus lalu lintas. Kadang dijumpai juga pengendara yang hendak belok ke kiri, namun kendraaannya malah ada di lajur kanan, sehingga saat berbelok harus secara perlahan. Tentunya hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan.

Demikianlah kira-kira beberapa perilaku mengemudi yang bisa menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas. Apakah masih ada perilaku berkendara lainnya yang menyebabkan kemacetan lalu lintas ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun