Fenomena kota-kota besar di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa) saat ini mempunyai kecenderungan kota yang makin sakit.
Penyakit perkotaan saat ini bisa kita lihat, misalkan banjir setiap kali musim hujan, kekurangan air saat musim kemarau, sampah yang tak terkelola dengan baik, limbah rumah tangga dan limbah industri, kemacetan lalu lintas, polusi udara, kemiskinan, pengangguran, dan kejahatan.
Hal-hal tersebut sudah menjadi masalah sehari-hari yang dihadapi warga kota. Kota pun perlahan menjadi sebuah tempat yang tak nyaman untuk ditinggali.
Kualitas hidup di kota semakin menurun seiring dengan turunnya kualitas lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh penyakit perkotaan tersebut.
Kelalaian dan ketidakmampuan mengelola kota, telah membuat kota menjadi tidak sehat.
Masalah kesehatan lingkungan perkotaan seringkali diurus dan diperhatikan secara parsial oleh para pengelola kota. Sehingga perkotaan seperti menjadi hal yang sulit diwujudkan dalam proses pembangunan kota.
Selama ini dalam proses pembangunan kota, pencapaian pertumbuhan ekonomi selalu menjadi indikator kemajuan suatu kota. Pertumbuhan kota digenjot habis-habisan dan cenderung tidak terkendali tanpa memedulikan dampak negatifnya.
Tak heran kemunculan masalah-masalah seperti ledakan pertambahan penduduk, kemiskinan, pengangguran, kejahatan, semrawutnya ruang kota, kemacetan lalu lintas dan lambannya pelayanan publik menjadi masalah berat dalam proses pembangunan kota.
Arti Kota yang Sehat
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1992), konsep kota yang sehat adalah:
"The healthy city project is rooted in a concept of what city is and a vision of what healthy city can become. A city viewed as complex organism that is living, breathing, growing and constantly changing. A healthy city is one that improve its environment and expands its resources so that people can support each other in achieving their highest potential".