Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai kekayaan bangunan-bangunan tua dengan arsitektur indah peninggalan Belanda. Dulu memang Bandung dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda dengan meniru persis kota-kota di Eropa. Tak heran Bandung dijuluki Parijs van Java karena keindahan kota berupa taman-taman kota yang meneduhkan dan keelokan bangunan-bangunan berarsitektur cantik di setiap sudut kota.Â
Sayangnya, nasib bangunan-bangunan itu kadangkala merana sebab seringkali terjadi pengabaian terhadap bangunan-bangunan tua bersejarah seperti kasus pembongkaran dan penghancuran. Kasus-kasus seperti itu mengingatkan sejak tahun-tahun sebelumnya tatkala banyak bangunan tua bersejarah menjadi korban dalam proses pembangunan kota di Bandung.
Kini wajah asli Kota Bandung semakin memudar dan kehilangan jati dirinya, sebab fenomena pembangunan Bandung saat ini didominasi oleh bentuk-bentuk perancangan kota yang hampir mirip sama dengan kota-kota besar pada umumnya di Indonesia.
Contohnya pembangunan pusat perbelanjaan (trade center, mall, ruko), hotel dan apartemen serta bangunan modern lainnya, yang ironisnya secara arsitektur tidak memberi ciri khas citra dan jati diri sebuah kota.
Namun perlu diakui, lenyapnya satu per satu bangunan tua bersejarah di Bandung bukanlah semata-mata lemahnya pengelola kota secara administratif, hal ini karena belum optimalnya penegakan dan pelaksanaan peraturan daerah tentang perlindungan bangunan cagar budaya.
Masyarakat (sebagai pemiliuk bangunan tua bersejarah) dan pihak swasta juga mempunyai andil besar terhadap robohnya bangunan tua bersejarah. Hal ini menandakan belum adanya kesepahaman dan kepedulian bersama akan hakikat pelestarian bangunan tua bersejarah di Kota Bandung.
Pelestarian
Sekedar menyegarkan ingatan, pelestarian bangunan bersejarah perkotaan bisa diperhatikan dari dua kondisi. Kondisi pertama adalah lokasi atau bangunan bersejarah.
Kondisi kedua adalah kawasan bersejarah yang banyak terdapat sekumpulan bangunan berarsitektur indah. Nilai sejarah diartikan adanya kejadian bersejarah yang mengiringi jejak perjalanan pembangunan kota yang terekam dalam berbagai macam gaya arsitektur bangunan di suatu lokasi.
Dua kondisi di atas banyak terdapat di Kota Bandung. Untuk kondisi pertama, misalkan ada Gedung Pos Besar, Gedung Pakuan dan sebagainya.
Untuk kondisi kedua, misalkan kawasan Braga dan sekitarnya, kawasan Gedung Sate dan sekitarnya. Namun bila dicermati lebih teliti, secara perlahan terlah terjadi merosotnya kualitas fisik, fungsi dan karakter visual dari berbagai bangunan tua bersejarah di Bandung.