Pandemi SARS-CoV-2 masih menjadi trend issue di awal tahun 2021 ini, bahkan jumlah kasus konfirmasi di Indonesia telah menembus angka 1.19 juta per 11 Februari 2021 sebagaimana dilansir dari laman resmi Satgas Penanganan COVID-19. Hal ini tentu menuntut semua pelaku sektor usaha untuk beradaptasi sekaligus berinovasi guna meraih stabilitas keberlanjutan sektor masing-masing, tak terkecuali sektor pariwisata. Â Â Â
Berdasarkan Berita Resmi Statistik No.83/II/Th.XXIII, 2 November 2020 terdapat penurunan wisatawan mancanegara secara kumulatif pada periode (Januari-September 2020) dibandingkan periode sebelumnya (Januari-September 2019), yaitu mencapai 70,57%.Â
Tentu angka wisatawan domestik juga mengalami penurunan yang signifikan sejak adanya pembatasan mobilitas masyarakat guna menekan penyebaran koronavirus. Ini menunjukkan betapa seriusnya problematika pariwisata selama pandemi dan membutuhkan immediate strategies.
Salah satu jenis wisata yang terdampak pandemi adalah wisata sejarah (heritage tourism) seperti museum. Alasannya adalah pembatasan mobilitas masyarakat untuk berkunjung. Karena itu, dibutuhkan strategi tertentu agar mendukung keberlangsungan wisata sejarah selama pandemi. Berikut strategi-strategi yang dapat digunakan oleh pihak pengelola wisata sejarah.Â
Kunjungan Virtual  Â
Menurut Cameron dan Lynch dalam jurnal artikel mereka yang berjudul "Museum websites and museum visitors: Digital museum resources and their use" tahun 2008, strategi digitalisasi objek wisata, termasuk museum, dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung.Â
Strategi ini dianggap memiliki keunggulan di antaranya kemudahan aksesibilitas ke museum, tampilan informasi yang atraktif karena menggunakan kecanggihan teknologi terbaru untuk melibatkan pengunjung secara lebih dekat dengan objek pameran yang terdapat di museum, pengunjung dapat menentukan secara leluasa objek yang diminati dan hendak ditelusuri lebih lanjut, serta tidak ada batasan waktu berkunjung sehingga pengunjung dapat berkunjung kapan saja.
Pihak pengelola wisata dapat mengembangkan laman khusus untuk digunakan sebagai sarana informasi yang di dalamnya menyajikan pengalaman berkunjung ke museum.Â
Laman ini perlu dilengkapi dengan fitur yang tak hanya merepresentasikan kondisi riil museum, tetapi juga menyediakan database gambar digital serta informasi terkait benda-benda bersejarah yang ada di dalam museum. Tujuannya agar pengunjung terinformasikan dengan jelas perihal kegunaan, bentuk, dan asal daerah benda tersebut.
Informasi yang diperdengarkan atau ditampilkan saat pengunjung melakukan kunjungan virtual sebaiknya tersedia dalam beberapa pilihan bahasa. Ini tak lain untuk menarik minat lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Selain itu, informasi harus dikemas secara ringkas dan apik sehingga tak hanya atraktif dari segi edukasi ataupun histori, tetapi juga disokong dari segi visualisasi. Â Â
 Promosi Museum via Media Sosial
Dewasa ini, siapa yang tak menggunakan media sosial untuk tujuan promosi produk atau jasa? Ya, media ini telah menjadi bagian dari keseharian hidup kita. Karena itu, pihak pengelola museum juga dapat memanfaatkan media sosial sebagai promotion platform secara efektif.Â
Dalam salah satu artikel jurnal terbitan Journal Image Universitas Pendidikan Indonesia Volume 9, Number 1, April 2020, Achyarsyah dkk menyebutkan bahwa strategi "online and social media" menggunakan konsep virtual museum dapat menjadi alternatif promosi guna menarik minat pengunjung untuk bertandang ke museum.
Menurut penulis, strategi ini amat berterima karena selain untuk meningkatkan layanan pada calon pengunjung yang akan datang ke museum dan promosi, hal ini juga memberikan ruang bagi pengelola untuk berbagi informasi-informasi mengenai biaya tiket masuk, jam dan hari kunjungan, fasilitas yang tersedia di museum, kontak layanan, lokasi museum serta transportasi yang dapat digunakan menuju museum.
 Keakuratan informasi yang dibagikan melalui media sosial tentunya akan sangat membantu calon pengunjung untuk menentukan jadwal berkunjung mereka dan mengestimasi biaya yang harus mereka keluarkan saat akan berwisata ke museum.
 Selain akurasi informasi yang perlu ditingkatkan, pihak pengelola juga harus terus melakukan pembaruan informasi, terutama informasi hari dan jam berkunjung. Bagi calon pengunjung, informasi terkait jadwal ini begitu penting, apalagi di masa pandemi seperti ini. Calon pengunjung dapat menjadwal ulang kunjungan mereka apabila museum ditutup karena adanya agenda pembersihan, perawatan, atau sterilisasi.
 Penjualan MerchandiseÂ
Berkunjung ke museum tentu tak lengkap rasanya tanpa membeli pernak-pernik khas bergambarkan museum atau benda-benda yang dipamerkan di museum tersebut. Ya, merchandise dapat menjadi kenang-kenangan dari kunjungan Anda ke museum.
Mengetahui arti penting merchandise bagi pengunjung museum, pihak pengelola museum dapat menjual berbagai merchandise untuk dibawa sebagai buah tangan oleh pengunjung. Namun, di masa pandemi seperti saat ini, penjualan merchandise sangat mungkin mengalami penurunan yang signifikan.Â
Oleh karena itu, pihak pengelola museum dapat mempertimbangkan penjualan merchandise secara daring. Tak hanya memberi kepuasan kepada konsumen, tetapi strategi ini turut mendukung pendapatan museum selama pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat di objek-objek wisata.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pengembangan platform resmi untuk penjualan merchandise tersebut sehingga konsumen tidak mengalami kendala yang berarti dalam mengakses, memilih, Â dan melakukan pembelian merchandise yang ditawarkan.
Guna mendukung strategi ini, pihak pengelola wisata dapat merangkul pihak-pihak terkait seperti pemerintah daerah, dinas pariwisata, masyarakat dan pihak terkait lainnya. Â Â
Pandemi yang belum usai seharusnya menjadi pemicu bagi para pengelola wisata untuk melakukan inovasi-inovasi dalam promosi dan pengalaman berkunjung dengan menggunakan layanan digital.Â
Selain efektif dan menghindari adanya mobilitas manusia dalam skala besar, strategi berbasis layanan digital akan menempatkan objek wisata sebagai pilihan berwisata yang kreatif, kompetitif, dan atraktif bagi banyak pengunjung, baik di masa pandemi maupun pascapandemi. Semoga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI