Mohon tunggu...
Firima ZonaTanjung
Firima ZonaTanjung Mohon Tunggu... Dosen - Penulis

Individu pembelajar yang ingin menyuarakan opininya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dongkrak Wisata Heritage Lewat Layanan Digital

12 Februari 2021   09:45 Diperbarui: 13 Februari 2021   09:54 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dewasa ini, siapa yang tak menggunakan media sosial untuk tujuan promosi produk atau jasa? Ya, media ini telah menjadi bagian dari keseharian hidup kita. Karena itu, pihak pengelola museum juga dapat memanfaatkan media sosial sebagai promotion platform secara efektif. 

Dalam salah satu artikel jurnal terbitan Journal Image Universitas Pendidikan Indonesia Volume 9, Number 1, April 2020, Achyarsyah dkk menyebutkan bahwa strategi "online and social media" menggunakan konsep virtual museum dapat menjadi alternatif promosi guna menarik minat pengunjung untuk bertandang ke museum.

Menurut penulis, strategi ini amat berterima karena selain untuk meningkatkan layanan pada calon pengunjung yang akan datang ke museum dan promosi, hal ini juga memberikan ruang bagi pengelola untuk berbagi informasi-informasi mengenai biaya tiket masuk, jam dan hari kunjungan, fasilitas yang tersedia di museum, kontak layanan, lokasi museum serta transportasi yang dapat digunakan menuju museum.

  Keakuratan informasi yang dibagikan melalui media sosial tentunya akan sangat membantu calon pengunjung untuk menentukan jadwal berkunjung mereka dan mengestimasi biaya yang harus mereka keluarkan saat akan berwisata ke museum.

 Selain akurasi informasi yang perlu ditingkatkan, pihak pengelola juga harus terus melakukan pembaruan informasi, terutama informasi hari dan jam berkunjung. Bagi calon pengunjung, informasi terkait jadwal ini begitu penting, apalagi di masa pandemi seperti ini. Calon pengunjung dapat menjadwal ulang kunjungan mereka apabila museum ditutup karena adanya agenda pembersihan, perawatan, atau sterilisasi.

 Penjualan Merchandise 

Berkunjung ke museum tentu tak lengkap rasanya tanpa membeli pernak-pernik khas bergambarkan museum atau benda-benda yang dipamerkan di museum tersebut. Ya, merchandise dapat menjadi kenang-kenangan dari kunjungan Anda ke museum.

Mengetahui arti penting merchandise bagi pengunjung museum, pihak pengelola museum dapat menjual berbagai merchandise untuk dibawa sebagai buah tangan oleh pengunjung. Namun, di masa pandemi seperti saat ini, penjualan merchandise sangat mungkin mengalami penurunan yang signifikan. 

Oleh karena itu, pihak pengelola museum dapat mempertimbangkan penjualan merchandise secara daring. Tak hanya memberi kepuasan kepada konsumen, tetapi strategi ini turut mendukung pendapatan museum selama pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat di objek-objek wisata.

Hal yang perlu diperhatikan adalah pengembangan platform resmi untuk penjualan merchandise tersebut sehingga konsumen tidak mengalami kendala yang berarti dalam mengakses, memilih,  dan melakukan pembelian merchandise yang ditawarkan.

Guna mendukung strategi ini, pihak pengelola wisata dapat merangkul pihak-pihak terkait seperti pemerintah daerah, dinas pariwisata, masyarakat dan pihak terkait lainnya.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun