Rekayasa Lokasi
Di sisi lain, saya juga setuju dengan tudingan organisasi Profauna yang memrotes acara ini lewat KPI itu. Mereka menyebut adanya unsur rekayasa loksi syuting program "Berburu". Kalau Anda rajin menyimak program National Geographic, maka Anda akan menemukan beragam kesulitan tatkala pawang dan kru televisi merambah rawa-rawa atau semak belukar perawan guna mencari-cari ular dan satwa liar.
Tapi, di "Berburu" Trans7, pawang-pawang itu begitu mudahnya menemukan ular yang sedang 'kongkow' di sebatang dahan, melamun di bebatuan, atau meringkuk di sudut lapangan, seolah ular-ular ini caleg yang gagal meraih kursi.
Seperti tadi malam. Jenny Cortez dan seorang pria mendapatkan ular kuning kehijauan sedang tepekur di dahan pohon kecil, ketika Jenny dan pria itu baru beberapa meter saja memasuki semak-semak. Di sesi berikutnya, dalam lokasi yang digambarkan sebuah gua dengan air setinggi dengkul, dua pria dan Jenny menemukan ular ular kadut berwarna hitam. Ular yang jinak. Meski kecemplung di air saat penangkapan, toh bisa diringkus juga akhirnya.
Yang mencengangkan, saat ketiganya berniat keluar dari gua, tiba-tiba di mulut gua datang ular piton besar. Piton yang membuat Jenny (seolah-olah) ketakutan sehingga dia kabur. Lalu, melalui pergumulan yang (seolah-olah) hebat, dua pawang tersebut sukses melumpuhkan piton ganas tersebut melalui beberapa jurus maut.
Saya membatin, ini ular kok baik hati banget ya mencari-cari pawang ...
-Arief Firhanusa-
Foto-foto dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H