Secara umum dongeng Sangkuriang mengikuti alur maju, di mana cerita ini dimulai dari pengenalan tokoh dan latar belakang yang memaparkan situasi awal. Cerita ini berawal dengan kisah seorang pemuda bernama Sangkuriang terlahir dari keluarga yang memiliki ikatan dengan alam dan kekuatan magis.
Konflik utama dalam cerita ini adalah ketidaktahuan Sangkuriang bahwa Dayang Sumbi wanita yang ia cintai, adalah ibunya sendiri. Perjalanan Sangkuriang untuk membangun perahu raksasa demi menikahi Dayang Sumbi adalah inti dari konflik dan alur cerita.
Alur Maju-Mundur
Meskipun alur utama dalam dongeng Sangkuriang adalah alur maju, cerita ini juga menyelipkan beberapa elemen alur maju-mundur. Kejadian cerita ini terlihat ketika Sangkuriang mengetahui bahwa Dayang Sumbi adalah ibunya.
Sangkuriang yang semula tidak mengetahui hubungan tersebut, mulai merangkai kembali masa lalu dan akhirnya menyadari bahwa dia telah mencintai ibunya sendiri tanpa disadari. Pengungkapan ini mengubah arah cerita, memperdalam konflik dan menambah ketegangan dalam cerita.
Penggunaan Teori Plot FreytagÂ
Freytag mengembangkan teori yang membagi plot cerita menjadi lima bagian yaitu eksposisi (pengantar cerita), aksi naik (tahap peningkatan konflik), klimaks (puncak cerita), aksi turun (penyelesaian konflik, dan resolusi (akhir cerita). (Ruauw, 2022)
Dalam dongeng Sangkuriang dapat dilihat dari penerapan teori tersebut, seperti :
1. Eksposisi, cerita dimulai dengan memperkenalkan Sangkuriang dan Dayang Sumbi, serta latar belakang mereka.
2. Aksi naik, terjadi ketika Sangkuriang memutuskan untuk membangun perahu supaya dapat menikahi Dayang Sumbi, konfliknya mulai berkembang.
3. Klimaks, terjadi ketika Sangkuriang hampir berhasil menyelesaikan perahu, namun Dayang Sumbi dengan licik menggagalkan rencana tersebut.