Mohon tunggu...
Firdha Athifah Uszardi
Firdha Athifah Uszardi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi – NIM 55523110051 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Mercu Buana – Pajak Internasional – Dosen Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Peluang dan Tantangan Perpajakan Controlled Foreign Corporation di Indonesia: Pendekatan Teori Pierre Bourdieu

26 November 2024   10:53 Diperbarui: 26 November 2024   11:08 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Struktur CFC yang Digunakan:
Apple menggunakan dua anak perusahaan utama di Irlandia, Apple Sales International (ASI) dan Apple Operations Europe (AOE), untuk menyimpan sebagian besar pendapatan mereka. Meskipun Apple memiliki operasi besar di banyak negara Eropa, pendapatan yang diperoleh dari penjualan di Eropa sebagian besar dialihkan ke anak perusahaan di Irlandia, yang memiliki pajak korporasi yang sangat rendah (sekitar 2% dibandingkan dengan tarif pajak normal 12,5%).

Apple menggunakan CFC untuk mengalihkan keuntungan dari penjualan produk di pasar Eropa ke Irlandia, yang menguntungkan karena perjanjian pajak yang lebih menguntungkan dan kebijakan pajak yang lebih fleksibel. Struktur ini memungkinkan Apple untuk mengurangi kewajiban pajaknya secara signifikan.

Tantangan yang Dihadapi:

  • Kompleksitas Hukum dan Peraturan Pajak: Penggunaan struktur CFC yang rumit melibatkan banyak anak perusahaan dan perjanjian internasional yang harus dipahami dengan baik oleh para ahli pajak dan akuntan. Apple harus memastikan bahwa strategi pajaknya mematuhi peraturan yang berlaku di Irlandia dan negara-negara asal pendapatan mereka.
  • Reputasi dan Tanggapan Publik: Setelah temuan Komisi Eropa, Apple menghadapi sorotan negatif dan kritik luas dari publik dan negara-negara Eropa yang merasa dirugikan oleh penghindaran pajak tersebut. Meskipun strategi pajak ini legal, penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Apple menyebabkan ketegangan dengan pemerintah negara-negara tempat mereka beroperasi.

Peluang yang Diperoleh Apple:

  • Penghematan Pajak yang Signifikan: Apple dapat menghemat miliaran dolar dalam bentuk pajak yang seharusnya dibayar di negara-negara Eropa dengan menggunakan struktur CFC. Pengalihan keuntungan ke Irlandia memungkinkan mereka untuk menjaga beban pajak tetap rendah.
  • Keuntungan Kompetitif: Dengan penghematan pajak yang signifikan, Apple memiliki lebih banyak modal untuk diinvestasikan kembali dalam riset dan pengembangan produk, serta untuk memperluas jangkauan pasar mereka di seluruh dunia, memberi mereka keuntungan kompetitif.

Dampak dan Penyelesaian:

  • Pada tahun 2016, Komisi Eropa mengarahkan Apple untuk membayar sekitar 13 miliar (sekitar $15 miliar) dalam pajak yang tidak dibayar di Irlandia, yang diidentifikasi sebagai subsidi ilegal. Ini adalah keputusan besar yang menunjukkan bahwa penggunaan CFC untuk penghindaran pajak di Eropa bisa mendapat perhatian serius dari pihak regulator internasional.
  • Sebagai respons terhadap tekanan ini, Apple berusaha untuk mengubah cara mereka mengelola operasi internasional dan berinvestasi dalam strategi pajak yang lebih transparan.

Contoh Kasus: Starbucks dan Penghindaran Pajak di Eropa

Latar Belakang:
Starbucks, jaringan kopi global asal AS, juga terlibat dalam kasus serupa dengan menggunakan struktur CFC untuk mengalihkan sebagian besar pendapatannya ke negara-negara dengan pajak lebih rendah. Starbucks membuka anak perusahaan di negara-negara seperti Belanda dan Inggris untuk menghindari pajak di negara tempat mereka menjalankan bisnis besar, seperti di Inggris.

Struktur CFC yang Digunakan:
Starbucks mengatur anak perusahaan di Belanda untuk menerima royalti dari kedai kopi yang beroperasi di Inggris. Anak perusahaan ini menerima pembayaran royalti yang besar untuk penggunaan merek Starbucks dan produk terkait. Royalti ini kemudian dipindahkan ke Belanda, yang memiliki tarif pajak yang lebih rendah. Dengan cara ini, Starbucks dapat mengalihkan sebagian besar keuntungan ke Belanda, sementara kewajiban pajak yang dibayar di Inggris relatif rendah.

Tantangan yang Dihadapi:

  • Isu Reputasi: Ketika kasus ini terungkap, Starbucks menghadapi kritik besar dari media dan konsumen di Inggris, yang merasa bahwa perusahaan besar seperti Starbucks seharusnya membayar pajak yang lebih tinggi di negara tempat mereka menghasilkan pendapatan. Masyarakat menganggap bahwa Starbucks berusaha menghindari pajak yang pada akhirnya mengurangi kontribusinya terhadap perekonomian lokal.
  • Tekanan dari Pemerintah: Pemerintah Inggris akhirnya menuntut agar Starbucks membayar lebih banyak pajak dan meninjau kebijakan pajaknya secara keseluruhan, yang memicu perdebatan tentang penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional di negara maju.

Peluang yang Diperoleh Starbucks:

  • Penghindaran Pajak yang Signifikan: Seperti Apple, Starbucks dapat menghindari kewajiban pajak yang besar dengan menggunakan struktur CFC. Ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan lebih banyak laba dan meningkatkan profitabilitas di pasar internasional.
  • Strategi Bisnis yang Lebih Fleksibel: Starbucks dapat terus beroperasi di banyak negara tanpa harus membayar pajak yang tinggi di negara-negara tempat mereka berbisnis.

Dampak dan Penyelesaian:

  • Akhirnya, Starbucks berkomitmen untuk membayar lebih banyak pajak di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya setelah protes publik dan tekanan dari pemerintah. Meskipun penghindaran pajak tersebut legal, perusahaan tersebut mulai mengubah cara mereka melaporkan dan mengelola pajak mereka untuk menghindari sorotan negatif di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun