"Aku sebenarnya sudah ada di tempat itu sebelum kalian, tetapi aku masuk kedalam mobil untuk mencoba menghidupkan beberapa mobil siapa tahu ada yang berfungsi".
Annisa menganggukkan kepalanya, malam ini mereka hanya di beri penerangan oleh cahaya bulan yang masuk dari cela - cela gedung tersebut dan juga cahaya dari api unggun yang mereka buat. Suara rintihan dari Abang Annisa yang sudah membuka mata dan berusaha untuk duduk itu membuat kedua orang yang sedang mengobrol menolehkan kepala ke arah nya.
"Aku bantu bang" Annisa yang sudah berdiri di sebelah Abangnya membantu laki - laki itu duduk, karena ada bagian perut laki - laki itu yang memar hingga menyulitkan dia untuk duduk.
Sedangkan Abang Annisa melihat seorang laki - laki yang ada di depannya, ia tahu bahwa laki - laki itu yang membantunya kemarin. "Terima kasih, kau sudah membantuku dengan adikku" kata Abang Annisa yang sudah duduk dengan sempurna.
"Sama - sama" laki - laki itu menganggukkan kepala, "dalam keadaan apapun kita harus saling membantu bukan tetapi juga harus bisa melihat rapat atau tidak orang yang di bantu" laki - laki itu kembali meminum, minuman kaleng yang ia pegang.
"Oh ya, kita belum sempat berkenalan. Namaku Ali" laki - laki penguasa gudang itu mengangkat tangannya untuk memperkenalkan dirinya.
"Aku Annisa dan ini Abangku namanya Andra".
"Oh iya Ali, apa kau akan tinggal di sini seterusnya?" Annisa yang sudah kembali duduk menoleh ke arah Ali.
"Tidak, karena aku harus ke kota S untuk mengetahui situasi disana seperti apa. Apakah kalian mau ikut bersamaku?".
"Boleh jika tidak menyusahkan mu" jawab Andra.
"Tidak akan".