Sang Abang hanya bisa menggelengkan kepala, "kita coba balik dulu aja ke rumah".
Annisa menganggukkan kepala, mereka kembali menaiki motor kemudian menjalankannya menuju rumah.
Sesampainya di rumah mereka membuka pagar yang tertutup kemudian memasukkan motor tidak di halaman rumah, melainkan di dalam rumah sekaligus dan menutup pintu dengan rapat karena saat di perjalanan menuju pulang mereka mendengar suara tembakan yang membuat Annisa gemetar seluruh badan.
Mereka masuk kedalam, menaruh tas di ruang tengah kemudian berjalan menyusuri seluruh rumah dan hasilnya nihil tidak ada siapa - siapa di dalam nya.
Annisa menggelengkan kepalanya saat bertatapan dengan Abangnya. Saat ia akan melangkahkan kaki Abang Annisa mengisyaratkan untuk berhenti dan sedikit ke kiri agar anak itu tidak terlihat dari jendela rumah.
"Diam" kata Abang Annisa tanpa suara dan mengisyaratkan dengan telunjuk yang menempel di bibirnya.
"Apakah di daerah sini sudah tidak ada manusia? " terdengar suara tiga orang di depan rumah yang sedang berbicara.
"Aneh" salah satunya menoleh kearah rumah Annisa. "rumah ini sangat bagus dan tampak terlihat ada orang di dalamnya" mereka tiga orang tersebut, menoleh ke rumah Annisa.
"Mana ada, ini rumah yang gak berpenghuni" terang salah satu orang disana.
Â
"Ayo kita lanjut" mereka berjalan meninggalkan depan rumah Annisa kemudian entah kemana perginya mereka.
Annisa dan Abang nya menghela nafas, mereka sama - sama diam. Duduk di dalam kamar sang ibu.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan situasi ini bang?" Annisa menatap lantai dengan mulut yang menggit kuku ibu jarinya.
"Entah, tapi waktu dengerin percapakan tiga orang di depan rumah tadi sepertinya mereka ingin memusnahkan manusia".