Mohon tunggu...
Firdaus Tri Pamungkas
Firdaus Tri Pamungkas Mohon Tunggu... Lainnya - KKNT COVID-19 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ARTIKEL BERITA BISNIS

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Peluang Berbisnis Tali Masker (Mask Connector) sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Kreatif di Masa Pandemi

31 Desember 2020   17:50 Diperbarui: 31 Desember 2020   18:09 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat dan Bahan yang digunakan untuk membuat tali masker (dokpri)

Situasi pandemi covid-19 saat ini telah merubah banyak sistem diseluruh dunia termasuk Indonesia diantaranya pada sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Adanya wabah virus covid-19 ini menghambat kegiatan perekonomian diseluruh dunia.

Masyarakat dituntut untuk lebih kreatif menciptakan suatu pembaharuan di sektor ekonomi agar memunculkan sesuatu menghasilkan (uang). Akan tetapi, dibalik itu semua munculah beberapa kendala yang terjadi pada sektor ekonommi kreatif yang paling utama ialah membaca peluang.

Pada awal tahun 2020 seluruh dunia digemparkan oleh salah satu virus yang menyebar dari kota Wuhan (salah satu kota di China)  yaitu virus covid-19. Indonesia merupakan salah satu yang terkena dampak dari penyebaran virus covid-19 tersebut.

Di Indonesia sendiri per tanggal 23 Desember 2020, tercatat setidaknya 673.000 kasus dengan angka kematian sebesar 20.000. Dengan penyebaran penyakit ini, masyarakat terkena dampak yang sangat besar pada berbagai sektor, baik pada sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Sebagai langkah antisipasi penyebaran covid-19 yang membludak, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan-kebijakan dengan menghimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dirumah.

Kondisi ini memberikan dampak secara langsung terutama pada sektor perekonomian. Untuk itu, semua instansi baik perkantoran maupun perusahaan mengambil dan mengikuti kebijakan pemerintah untuk mengurangi dan membatasi kegiatan sebagai langkah antisipasi penyebaran covid-19.

Namun, kondisi pandemi tidak kunjung membaik hingga beberapa perkantoran dan perusahaan terpaksa untuk mengurangi jumlah karyawannya (PHK) bahkan sampai berujung gulung tikar. Kondisi ini mau tidak mau harus diterima agar instansi/perusahaan tersebut tetap bisa berjalan, dampaknya yaitu semakin bertambahnya jumlah angka pengangguran di Indonesia.

Kemudian pertanyaannya apa yang harus dilakukan agar bisa bertahan secara ekonomi di masa pandemi ini?. Salah satu jawabannya ialah bisa dengan cara mencoba menjadi pelaku ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif menurut Departemen Perdagangan RI (2009:5) “Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Menurut Simatupang (2007) Ekonomi Kreatif yaitu “Industri kreatif yang mengandalkan talenta, keterampilan, dan kreativitas yang merupakan elemen dasar setiap individu. Unsur utama industri kreatif adalah kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.”

Beberapa kendala terjadi saat memulai usaha ekonomi kreatif, yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Para pengrajin bisa memasukkan konsep ekonomi kreatif dalam usaha kerajinan.

Walaupun kerajinan biasa diproduksi dalam jumlah yang relatif sedikit, tetapi hal tersebut bukan menjadi penghalang bagi para pengrajin untuk memakai konsep ekonomi kreatif. Karena walaupun kerajinan yang dihasilkan tidak banyak, tetapi kualitas dari kerajinan tersebut yang bisa mengangkat nama para pengrajin.

Kerajinan pada umumnya memang masih dibuat dengan cara tradisional. Di sinilah dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan ide kreatif untuk menciptakan kerajinan yang berkualitas. Jika para pengrajin di Indonesia menerapkan hal ini maka bisa dipastikan jika kerajinan dari Indonesia bisa mendunia nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun