Kemiskinan merupakan suatu masalah central yang hampir dihadapi oleh setiap negara didunia, terutama oleh negara berkembang. Berbagai macam pemikiran serta konsep mengenai pengentasan kemiskinan telah dikaji, namun faktanya belum menemukan hasil yang memuaskan, masih banyak negara didunia yang bergelut dengan kemiskinan.
Indonesia adalah salah satu negara berkembang, yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Â penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 berjumlah 25,14 juta jiwa atau 9,41%.
Masalah kemiskinan sudah menjadi masalah yang sangat krusial bagi Indonesia, karena dari masalah kemiskinan nantinya dapat mempengaruhi berbagai aspek lain seperti aspek pendidikan, aspek sosial, bahkan aspek politik juga dapat dipengaruhi. Oleh karena hal tersebut, sudah sepantasnya pengentasan kemiskinan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar didunia, dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Terdiri atas 17. 504 pulau dengan garis pantai kurang lebih 81.000 km hampir disetiap pulau di Indonesia, sehingga Indonesia menempati urutan kedua negara yang memilki garis terpanjang di dunia setelah Kanada.
Pada tahun 2012 menurut Data Food and Agriculture Organization, Indonesia menempati urutan ketiga dunia dalam produksi perikanan, mengalahkan negara China dan India. Beragamnya potensi maritim yang dimiliki oleh Indonesia dapat memberi kontribusi besar bagi perekonomian indonesia.
Salah satu wilayah yang memiliki potensi perairan yang cukup mumpuni untuk dikembangkan adalah Propinsi Jawa Timur. Propinsi Jawa Timur memiliki panjang pantai kurang lebih 2.128 km dan disepanjang pantai yang ada di Propinsi ini memiliki berbagai sumber daya alam mulai dari hutan bakau, padang lamun, terumbu karanng, bahkan pantai yang berpasir putih dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata yang dapat menjadi tambahan perekonomian daerah.
Kawasan pesisir dan laut di Provinsi Jawa Timur dibagi dalam tiga kawasan yang meliputi kawasan pesisir utara, kawasan pesisir timur dan kawasan pesisir selatan. Â Kawasan pesisir utara dan pesisir timur umumnya diunakan untuk transportasi laut, pelestarian alam, budidaya laut, pariwisata, dan permukiman nelayan.
Sedangkan kawsan pesisir selatan adalah kawasan psisir terjaldan berhadapan langsung dengan dengan Samudera Hindia yang kondisi gelombang dan ombaknya besar, sehingga bagian tertentu yang dapat digunakan sebagai prmukiman nelayan dan areal pariwisata.
Tidak semua masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir dapat hidup makmur dan sejahtera, banyak masyarakat  yang berada dikawasan pesisir menghadapi berbagai masalah yang menyebabkan kemiskinan.
Masyarakat pesisir umumnya menggantungkan hidupnya dari pemanfaatan sumber daya laut dan pantai. Padahal, dengan hanya bergantung pada pemanfaatan sumber daya laut maka masyarakat akan bergantung pada musim pula, karena ada beberapa biota laut yang juga bergantung pada musim.
Secara garis besar, masyarakat pesisir umumnya berprofesi sebagai nelayan. Nelayan dapat dibedakan menjadi dua yaitu nelayan kecil dan nelayan besar. Pertama adalah nelayan kecil yang dicirikan dengan  menggunakan teknologi sederhan pada alat tangkap dan armada yang digunakan. Serta tenaga kerja yang digunakan biasanya berasal dari keluarga si nelayan sendiri.
Kedua adalah nelayan besar yang dicirikan telah menggunakan alat tangkap serta armada yang telah modern sedangkan untuk tenaga kerja yang digunakan umumnya yaitu dengan memperkerjakan buruh atau tenaga upahan.
Nelayan kecil hanya mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di daerah pesisir dengan hasil tangkapan yang cenderung terus menerus menurun setiap harinya, serta harus bersaing pula dengan nelayan dalam skala besar.
Selain itu usaha nelayan yang bersifat musiman dan tidak menentu juga menyebabkan masyarakat miskin dikawasan pesisir cenderung sulit dari jeratan kemiskinan dan belitan  hutang.
Tekanan kemiskinan yang ada pada kehidupan masyarakat pesisir, lebih tepatnya nelayan tradisional sebenarnya disebabkan oleh berbagai macam faktor, bukan hanya mengenai faktor musim ikan, keterbatasan sumber daya alat, atau perdagangan ikan yang hanya berkutat didaerah pesisir saja, tetapi juga disebabkan oleh dampak modernisasi perikanan yang mendorong terjadinya eksploitasi secara berlebihan.
Ketika hal tersebut dilakukan terus menerus, dampaknya akan dirasakan oleh nelayan kecil, akan kesulitan memperoleh tangkapan, dan semakin menurunnya tingkat pendapatannya. Sehingga jumlah penduduk miskin dalam kawasan pesisir semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Persaingan dalam penangkapan ikan juga terjadi karena perikanan laut di Indonesia memiliki ciri sebagai open accsess dan milik bersama. Karakter inilah yang menyebabkan adanya kecenderungan untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada secara berlebih. Serta memungkinkan timbul konfik atas daerah pengeksploitasian kawasan yang memiliki potensi berlebih.
Kemiskinan  masyarakat pesissir juga dicirikan oleh rendahnya pendapatan dan kecenderung pendapatan yang tidak menentu setiap saatnya. Rendahnya pendapatan ini juga berujung pada sulitnya mengakses pendidikan dan kesehatan yang layak.
Rendahnya pendidikan inilah yang menyebabkan lemahnya daya saing memperebutkan peluang kerja yang lebih baik, juga akan kesulitan dalam mengakses teknologi. Oleh karena  itu, masyarakat miskin sulit untuk mengakses teknlogi yang mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga. Akses pendapatan yang diperoleh akan dihabiskan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan rumah tangga, sehingga peluang untuk melakukan investasi sulit bahkan  tidak dapat dilakukan.
Untuk menyelesaikan masalah kemiskinan yang ada, masih diperlukan banyak solusi serta campur tangan pemerintah  untuk membantu masyarakat wilayah pesisir agar bisa segera bangkit dari  rantai kemiskinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H