Mohon tunggu...
Firdausi Nuzula M
Firdausi Nuzula M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UMM

Seorang mahasiswi yang berkeinginan menjadi mandiri dan mengangkat derajat dan martabat keluarga. Menyukai langit dan senang mendengar serta mengamati

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Instagram Terhadap Penurunan Self Esteem yang Menimbulkan Keinginan Self Harm

16 Maret 2024   17:36 Diperbarui: 16 Maret 2024   17:41 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 Di era serba digitalisasi ini begitu deras arus informasi dari berbagai daerah, bahasa, usia, bahkan lintas negara. Berbagai produk fisik hasil kemajuan digitalisasi saat ini pun tak lepas dari genggaman kita karena sangat membantu kita untuk beraktivitas sehari-hari, seperti handphone, laptop, televisi, dan perangkat fisik lainnya. 

Selain dari perangkat fisik ada pula perangkat nonfisik hasil kemajuan digitalisasi yakni media sosial seperti Internet yang membantu untuk mengakses beberapa aplikasi seperti WhatsApp untuk mengobrol daring, Instagram untuk membagikan momen, YouTube untuk menonton video, dan masih banyak lagi. 

Begitu banyak dampak positif yang kita rasakan dengan adanya internet, namun sadarkah bahwa dengan majunya sebuah teknologi semakin besar juga dampak negatif yang menghantui apabila tidak digunakan dengan baik dan waspada. Melalui sosial media juga memunculkan adanya berbagai efek negatif yang tidak diinginkan, salah satunya dapat mempengaruhi individu dalam memandang tubuhnya (Fardouly, Willburger & Vartanian, 2017).

 Saat ini Indonesia menempati posisi keempat dengan pengguna internet tertinggi setelah US pada tahun lalu. Mengutip dari survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), terdapat kenaikan 1.31% pengguna internet yang pada 2023 terdapat 215 juta kemudian pada 2024 menjadi 221 juta. 

Terdapat 89,67 juta pengguna Instagram di Indonesia pada Desember 2023 - 9 Januari 2024. Seperti yang diketahui bahwa Instagram adalah platform yang lengkap melihat dari layanan yang ditawarkan seperti chatting, posting video/foto, bahkan hingga melakukan live tatap muka. 

Melalui platform Instagram kita dapat mengeksplor informasi lebih luas, dalam platform ini juga kita dapat berbagi banyak momen atau cerita, juga kita bisa membatasi siapa yang kita izinkan untuk mengeksplor akun kita. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada beberapa postingan atau hasil eksplor dalam platform ini memicu seseorang merasa tertinggal atau berbeda, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri dan membandingkan diri dengan orang lain. 

Paparan yang terus-menerus terhadap gambar-gambar yang dimanipulasi secara visual dan terkadang tidak realistis tentang tubuh (fisik) atau biasa disebut diedit atau filter foto dan gaya hidup dapat menciptakan perasaan tidak mampu atau tidak puas dengan penampilan dan kehidupan seseorang. 

Membandingkan diri dengan gambar-gambar yang 'sempurna' yang sering ditampilkan di instagram dan rasa kalah popularitas dapat meningkatkan perasaan rendah diri dan ketidakpuasan. Selain menyebabkan membandingkan diri, melalui instagram pengguna juga bisa saja saling menghina atau menjatuhkan secara tidak langsung yang menyebabkan pengguna lainnya merasa tersinggung dan kesal. 

 Dengan adanya perasaan atau emosi negatif dapat berpengaruh terhadap rendahnya self esteem. Menurut Rosenberg (Mruk, 2006), self esteem merupakan sikap seseorang berdasarkan persepsi tentang bagaimana ia menghargai dan menilai dirinya sendiri secara keseluruhan, yang berupa sikap positif atau negatif terhadap dirinya sendiri. 

Selain itu ia mengatakan bahwa self esteem adalah sebagai suatu rangkaian-rangkaian sikap individu tentang apa yang dipikirkan dirinya berdasarkan persepsi perasaan, yaitu suatu perasaan tentang keberhargaan dan kepuasan dirinya. \

Berbeda dengan yang diungkapkan oleh Rosenberg & Murk, Heatherton dan Polivy (1991) mengatakan bahwa penilaian diri merupakan penilaian pribadi tentang keberhargaan yang mengungkapkan ke dalam perilaku tindakan yang dilakukan pada dirinya sendiri. Dari dua definisi tersebut dapat dipahami bahwa self esteem adalah bagaimana kita memandang atau menilai diri kita yang diekspresikan melalui tindakan, jika seseorang memiliki self esteem yang rendah maka akan berdampak pada rasa percaya dirinya atau bisa kita sebut menjadi pesimis. 

Dalam postingan yang dibagikan oleh pengguna instagram kebanyakan adalah dalam bentuk gambar, baik foto maupun video menurut Tiggeman, at all(2018) banyaknya penggunaan media sosial berbasis foto menyebabkan meningkatnya internalisasi tentang gambaran tubuh ideal dan meningkatkan komparasi terhadap hal tersebut. 

Sehingga hal ini menimbulkan ketidakpuasan terhadap citra diri, dan rasa rendah diri yang mempengaruhi self esteem menjadi rendah dan berdampak pada rasa pesimis, isolasi sosial, dan menurunnya kualitas hidup. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan self harm untuk melampiaskan emosi negatifnya apabila dipendam sendiri dalam waktu yang lama.

 Menurut Kusumadewi (2019) mendefinisikan self harm sebagai perilaku menyakiti diri secara sengaja untuk menghilangkan rasa sakit psikologis individu. Self harm adalah perilaku menyakiti diri sendiri secara fisik guna melepaskan beban psikologis. Individu yang memiliki self esteem rendah lebih cenderung untuk melakukan perilaku self harm. 

Selain menyebabkan membandingkan diri, melalui instagram pengguna juga bisa saja saling menghina atau menjatuhkan secara tidak langsung yang menyebabkan pengguna lainnya merasa tersinggung, kesal, rasa sedih karena self esteem rendah, menjadi sensitif sehingga melampiaskan rasa lelah atau sakit psikologisnya dalam bentuk self harm. 

Tidak menutup kemungkinan melalui postingan instagram terdapat misinformation, seperti dijadikan sebagai trend mengenai self harm lainnya sehingga banyak yang melakukannya demi mencapai popularitas atau fomo saja. Padahal self harm sangat berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera diatasi. 

Menurut (Tresno, et all., 2012) bahwa 70% percobaan bunuh diri dilakukan oleh individu yang sebelumnya pernah melakukan self-harm. Dalam beberapa kasus, seseorang yang memiliki self esteem yang rendah lebih cenderung untuk melakukan perilaku self harm, seperti menggoreskan benda tajam pada tangan, menarik rambut, atau menyakiti bagian dirinya secara fisik. 

Perilaku self-harm yang paling sering dilakukan yakni dalam bentuk menyayat kulit dengan benda tajam (self-cutting). Selain bentuk self-cutting, dapat juga dalam bentuk membakar tubuh, memukul diri, mengorek bekas luka, menjambak rambut. Juga mengonsumsi zat-zat beracun (Tang, et all.,2016)

 Meningkatkan self esteem dan mengalihkan kesepian dengan berbagai kegiatan yang positif dapat membantu mengurangi keinginan untuk melakukan perilaku self harm dan untuk menjadi alat filter dalam menghadapi pengaruh media sosial terutama Instagram. Meningkatkan self esteem dapat dimulai dengan mengenal diri, mengetahui batasan dan kemampuan diri, penerimaan diri, dan mencintai diri sendiri. 

Dengan memandang diri dengan positif dan memahami bahwa setiap manusia memiliki keunikan masing-masing dapat menumbuhkan dan memperkuat self esteem yang positif terhadap diri sendiri. Serta di era yang serba digital perlu juga untuk membatasi penggunaan sosial media, dan mempererat hubungan serta memperbanyak menghabiskan waktu dengan orang terdekat seperti keluarga, teman, atau sahabat. Manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan orang lain, jangan sampai teknologi membuat kita merasa individualism.

Referensi

Admin. (2024). Pengawasan Internet APJII 2024. Survei.apjii.or.id

Admin. (2023). Countries with the largest digital populations in the world as of January 2023. Statista.com

Andini, S. F. (2020). Aktivitas dan Pengaruh Sosial Media terhadap Body Dissatisfaction pada Dewasa Awal. Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA. Vol.12(1), hlm: 34-43.

Purwati, U. (2023). HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KESEPIAN DENGAN PERILAKU SELF HARM REMAJA SMK. UIN Raden Mas Said Surakarta.

Putri, N. R., et all. (2020). PENGARUH HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU SELF INJURY PADA SISWA SMP NEGERI DI KECAMATAN TEMBALANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020. Jurnal Edukasi: Bimbingan Konseling. Vol. 6, No. 2,Hlm: 139 - 151.

Rizaty, M. A. (2024). Data Jumlah Pengguna Instagram di Indonesia (Desember 2018-Desember 2023). Dataindonesia.id

Widyawati, R. A. et all. (2021). Pengaruh Paparan Media Sosial terhadap Perilaku Self-Harm pada Pengguna Media Sosial Emerging Adulthood. BRPKM: Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental. Vol. 1(1), 120-128.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun