Dalam postingan yang dibagikan oleh pengguna instagram kebanyakan adalah dalam bentuk gambar, baik foto maupun video menurut Tiggeman, at all(2018) banyaknya penggunaan media sosial berbasis foto menyebabkan meningkatnya internalisasi tentang gambaran tubuh ideal dan meningkatkan komparasi terhadap hal tersebut.Â
Sehingga hal ini menimbulkan ketidakpuasan terhadap citra diri, dan rasa rendah diri yang mempengaruhi self esteem menjadi rendah dan berdampak pada rasa pesimis, isolasi sosial, dan menurunnya kualitas hidup. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan self harm untuk melampiaskan emosi negatifnya apabila dipendam sendiri dalam waktu yang lama.
 Menurut Kusumadewi (2019) mendefinisikan self harm sebagai perilaku menyakiti diri secara sengaja untuk menghilangkan rasa sakit psikologis individu. Self harm adalah perilaku menyakiti diri sendiri secara fisik guna melepaskan beban psikologis. Individu yang memiliki self esteem rendah lebih cenderung untuk melakukan perilaku self harm.Â
Selain menyebabkan membandingkan diri, melalui instagram pengguna juga bisa saja saling menghina atau menjatuhkan secara tidak langsung yang menyebabkan pengguna lainnya merasa tersinggung, kesal, rasa sedih karena self esteem rendah, menjadi sensitif sehingga melampiaskan rasa lelah atau sakit psikologisnya dalam bentuk self harm.Â
Tidak menutup kemungkinan melalui postingan instagram terdapat misinformation, seperti dijadikan sebagai trend mengenai self harm lainnya sehingga banyak yang melakukannya demi mencapai popularitas atau fomo saja. Padahal self harm sangat berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera diatasi.Â
Menurut (Tresno, et all., 2012) bahwa 70% percobaan bunuh diri dilakukan oleh individu yang sebelumnya pernah melakukan self-harm. Dalam beberapa kasus, seseorang yang memiliki self esteem yang rendah lebih cenderung untuk melakukan perilaku self harm, seperti menggoreskan benda tajam pada tangan, menarik rambut, atau menyakiti bagian dirinya secara fisik.Â
Perilaku self-harm yang paling sering dilakukan yakni dalam bentuk menyayat kulit dengan benda tajam (self-cutting). Selain bentuk self-cutting, dapat juga dalam bentuk membakar tubuh, memukul diri, mengorek bekas luka, menjambak rambut. Juga mengonsumsi zat-zat beracun (Tang, et all.,2016)
 Meningkatkan self esteem dan mengalihkan kesepian dengan berbagai kegiatan yang positif dapat membantu mengurangi keinginan untuk melakukan perilaku self harm dan untuk menjadi alat filter dalam menghadapi pengaruh media sosial terutama Instagram. Meningkatkan self esteem dapat dimulai dengan mengenal diri, mengetahui batasan dan kemampuan diri, penerimaan diri, dan mencintai diri sendiri.Â
Dengan memandang diri dengan positif dan memahami bahwa setiap manusia memiliki keunikan masing-masing dapat menumbuhkan dan memperkuat self esteem yang positif terhadap diri sendiri. Serta di era yang serba digital perlu juga untuk membatasi penggunaan sosial media, dan mempererat hubungan serta memperbanyak menghabiskan waktu dengan orang terdekat seperti keluarga, teman, atau sahabat. Manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan orang lain, jangan sampai teknologi membuat kita merasa individualism.
Referensi
Admin. (2024). Pengawasan Internet APJII 2024. Survei.apjii.or.id