Kini, demokrasi di negara kita sudah benar-benar ditunggangi oleh kepentingan elit politik, oleh para oligarki.
Sebagaimana definisi oligarki yang disodorkan oleh Ketua BEM STH Indonesia Jentera, Renie Aryandi " Oligarki itu siapa? Mereka yang menggunakan benteng politik dan hukum untuk menyelenggarakan kontrol terhadap kebijakan, sistem yang menghasilkan pemerintahan yang buta keadilan." Ujar beliau dalam agenda Indonesia Corruption Watch (ICW) Jum'at, (02/07/21) (bisa dilihat dalam kanal youtubenya: Sahabat ICW).Sudah jelas bahwa munculnya oligarki bisa membuat sense of justice di negara ini lenyap, karena mereka sangat buta keadilan.
Selanjutnya, Renie juga menambahkan perkataannya tentang oligarki yaitu "Mereka bertanggung jawab atas eksploitasi sumber daya alam.dan tenaga manusia mereka menggunakan instrument negara, dan menimbulkan kesenjangan dan ketimpangan, dan menganggap rakyat kritis sebagai ancaman dan mengganggu kenyamanan."
Ya, memang eksploitasi yang terjadi sekarang jika bukan oleh mereka maka oleh siapa lagi. Apalagi sekarang dengan adanya UU Minerba yang semakin mempermudah para oligarki mengeksploitasi sesuka mereka.
Semua kebijakan yang ada sekarang sudah terlihat sangat mengarah pada privilege oligarki. Rakyat semakin sulit untuk mendapat haknya sebagai warga negara demokrasi. Apalagi janji-janji manis yang pernah disampaikan Presiden kini tak kunjung ditepati. Maka sudah saatnya kita untuk menagih dengan terus bersuara dalam media apa saja.Â
Kita harus setia terus mengawasi jalannya pemerintah jangan sampai lengah. Disamping itu sudah menjadi kewajiban kita, rezim saat ini juga telah kehilangan kelompok opisisi. Mereka sudah tergabung, malah mendapat privilege khusus dari Presiden.
Sudah saatnya gauangan perlawanan dan semangat perjuangan kembali dikobarkan. Panjang Umur Perlawanan! Rebut kembali Demokrasi, gulingkan Oligarki!!!
"Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan, disana bersemayam kemerdekaan, apabila engkau memaksa diam, aku siapkan untukmu perlawanan!" -Wiji Thukul
Referensi :Â
- Steven Levitsky & Daniel Ziblatt. How Democracies Die. Diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI, Jakarta, 2019.
- https://www.suara.com/news/2021/02/05/134844/indeks-demokrasi-2020-indonesia-ranking-64-dunia-masuk-demokrasi-cacat
- https://youtu.be/4TXDZg9OaLE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H