Mohon tunggu...
Firdaus Depari
Firdaus Depari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa filsafat

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu Lupa

3 November 2022   17:23 Diperbarui: 3 November 2022   17:30 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menunggu Lupa

Perjalanan nan panjang tengah rintih tangis

Kuterima surat kusam bercak debu

Terlukis rindu, tetes lelah menanti

Harap-harap kembali di puncak malam

Bukan inginku, tak bersua temu dengan mu

Ragakku tersayat-sayat pilu harapan mu

Ananda berjuang darah untuk mumimpi

Mengais remah koin-koin para pembeli

Kaki bergetar ditengah gerimis

Menuntun arah kendaraan para kemudi

Ingin aku lupakan suara perut bergejolak

Demi surat harapanmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun