Menunggu Lupa
Perjalanan nan panjang tengah rintih tangis
Kuterima surat kusam bercak debu
Terlukis rindu, tetes lelah menanti
Harap-harap kembali di puncak malam
Bukan inginku, tak bersua temu dengan mu
Ragakku tersayat-sayat pilu harapan mu
Ananda berjuang darah untuk mumimpi
Mengais remah koin-koin para pembeli
Kaki bergetar ditengah gerimis
Menuntun arah kendaraan para kemudi
Ingin aku lupakan suara perut bergejolak
Demi surat harapanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!