Mohon tunggu...
Firdaus Deni Febriansyah
Firdaus Deni Febriansyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Seorang freelance content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

3 Tingkah Pengendara di Kota Kecil yang Bikin Miris

16 Februari 2022   06:37 Diperbarui: 16 Februari 2022   06:54 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengendara sepeda motor yang tidak pakai helm. Gambar via Tribunnews.com

Selama 20 tahunan saya hidup, saya pernah tinggal di beberapa kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil, dan pernah juga tinggal di pedesaan.

Karena pernah tinggal di berbagai daerah, saya sudah nggak asing lagi dengan tingkah pengendara motor maupun mobil yang ada di jalan raya. Saya yang emang suka jalan-jalan ini bisa dengan jelas bagaimana tingkah mereka di sana.

Khusus di kota kecil, saya mengamati ada banyak sekali tingkah laku pengendara yang bikin terheran-heran dan geleng-geleng kepala seakan tidak percaya.

Pokoknya nggak banget deh. Apa saja itu?

 

Tidak Memakai Helm Saat Berkendara

Pengendara sepeda motor yang tidak pakai helm. Gambar via Tribunnews.com
Pengendara sepeda motor yang tidak pakai helm. Gambar via Tribunnews.com

Di kota kecil apalagi di desa, saya menemukan bahwa banyak sekali pengendara yang tidak menggunakan helm. Alasannya klasik, karena jaraknya dekat dan nggak ada polisi (kalau di desa memang jarang razia polisi lalu lintas).

Duh, mau deket atau jauh emang bisa menjamin tidak terjadi kecelakaan?

Namanya juga di jalan, segala kemungkinan bisa terjadi termasuk kecelakaan. Dan gunanya helm itu biar kepala Anda tidak bocor sendainya terbentur aspal.

Jangan kaget bagi Anda masyarakat kota elit metropolitan yang datang ke kota kecil atau kampung. Pengendara motor tidak memakai helm sudah menjadi kebiasaan.

Seakan mereka sudah tidak peduli dengan keselamatan mereka. Selain itu, mereka juga masa bodoh dengan polisi.

Di kota besar memang ada yang tidak memakai helm, tapi jumlahnya tidak sebanyak seperti di kota kecil. Alasannya mungkin karena di kota besar razia polisi lebih sering dilakukan.

Seperti itulah warga +62, ada razia polisi baru pakai helm.

 

Malas Memperpanjang SIM dan STNK

Ilustrasi SIM dan STNK (Okezone)
Ilustrasi SIM dan STNK (Okezone)

Saya juga mengetahui fakta bahwasanya rata-rata pengendara motor di kota kecil atau pedesaan ymemperpanjang SIM atau STNK mereka.

Mereka seperti nggak peduli dengan hal itu. Padahal di Undang-Undang sudah jelas bahwasanya SIM dan STNK adalah dua dokumen yang harus dimiliki dan dibawa pengendara. Jika masa berlakunya habis maka sama artinya tidak punya.

Sanksinya udah jelas yaitu denda atau kurungan penjara.

SIM sebagai bukti kalau kita layak berkendara dan STNK sebagai bukti bahwa kita memang pemilik kendaraan tersebut atau kendaraan yang kita gunakan bukan hasil curian.

Yang terpenting bagi mereka adalah bisa naik motor tanpa mempedulikan hal yang lainnya. Kalau sudah ditilang, baru deh cepat-cepat memperpanjang dan bingung cari uang sana sini buat bayar denda.

 

Tidak Mau Berhenti Saat Ada Orang Menyeberang Jalan

Ilustrasi menyeberang jalan (Republika)
Ilustrasi menyeberang jalan (Republika)

Fakta ketiga ini yang paling miris dibandingkan dua fakta sebelumnya. Bagaimana nggak miris, pengendara tidak peduli dengan pejalan kaki dan hanya mementingkan diri sendiri, tidak mau berhenti walaupun ada orang yang hendak menyeberang di zebra cross.

Seandainya orang Jakarta tinggal di sini, percayalah orang itu harus menunggu sampai benar-benar sepi jika ingin menyeberang jalan. Kalau tidak, bersiap-siaplah badan Anda akan tertabrak karena kendaraan yang melaju dengan sangat cepat, persetan dengan zebra cross yang seharusnya jadi priortas pengendara.

Ya kalaupun tidak sampai tertabarak, suara klakson tin.. tin.. tin.. terus menerus dibunyikan bikin  telinga jadi tidak nyaman.

Hal berbanding terbalik justru saya temukan di kota besar yang lebih bisa menghargai pejalan kaki dengan berhenti jika mereka akan menyeberang jalan. Pengendara mobil maupun kotor akan berhenti semua seperti halnya sedang berada di lampu merah.

 

Mengapa bisa seperti ini? Bagi saya ini disebabkan karena minimnya literasi berkendara dan minimnya pengawasan lalu polisi lalu lintas setempat. Jangan karena kota kecil, pengawasannya jadi kecil juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun