Fakta ketiga ini yang paling miris dibandingkan dua fakta sebelumnya. Bagaimana nggak miris, pengendara tidak peduli dengan pejalan kaki dan hanya mementingkan diri sendiri, tidak mau berhenti walaupun ada orang yang hendak menyeberang di zebra cross.
Seandainya orang Jakarta tinggal di sini, percayalah orang itu harus menunggu sampai benar-benar sepi jika ingin menyeberang jalan. Kalau tidak, bersiap-siaplah badan Anda akan tertabrak karena kendaraan yang melaju dengan sangat cepat, persetan dengan zebra cross yang seharusnya jadi priortas pengendara.
Ya kalaupun tidak sampai tertabarak, suara klakson tin.. tin.. tin.. terus menerus dibunyikan bikin  telinga jadi tidak nyaman.
Hal berbanding terbalik justru saya temukan di kota besar yang lebih bisa menghargai pejalan kaki dengan berhenti jika mereka akan menyeberang jalan. Pengendara mobil maupun kotor akan berhenti semua seperti halnya sedang berada di lampu merah.
Â
Mengapa bisa seperti ini? Bagi saya ini disebabkan karena minimnya literasi berkendara dan minimnya pengawasan lalu polisi lalu lintas setempat. Jangan karena kota kecil, pengawasannya jadi kecil juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H