Mohon tunggu...
Firdaus Deni Febriansyah
Firdaus Deni Febriansyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Seorang freelance content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Waktu yang Sirna

10 Desember 2019   13:06 Diperbarui: 10 Desember 2019   13:12 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam kelas, suasana kelas begitu ramai. Bukan karena ada yang ulang tahun, bukan pula karena ada yang bagi-bagi uang. Sebab pada saat itu, jam pelajaran ke 7 guru mereka tak bisa mengajar karena harus pergi ke luar kota saat itu juga.

Di dalam kelas itu, ada beberapa anak yang cukup terkenal. Mereka adalah Andi, Budi, Robi, dan juga David, mereka suka bicara sendiri di kelas. Beruntung, mereka bukan anak brandal yang suka malak uang di sekolah. Jadi, nakal mereka masih dalam batas wajar.

Sebelum berpamitan, Bu Susi (guru Biologi) kelas tersebut terlebih dahulu mengunjungi kelas dan menitipkan beberapa pesan kepada siswa siswinya

"Anak-anak, ibu pamit ke luar kota ya. Maaf harus meninggalkan kalian. Maaf juga ibu hari ini tidak bisa memberi ilmu kepada kalian." Ujar ibu guru kepada siswa siswinya

"Gapapa Bu, kita mengerti kok" (beberapa siswa ada yang senang dalam hatinya karena ditinggal guru yang dikenal sangat killer).

"Oh ya, daripada kalian ga ada kegiatan di kelas lebih baik kerjakan latihan soal biologi halaman 156 nomor 1-10. Ketua kelas, tolong amankan kelas jangan sampai ada yang keluar kelas ya". Perintah Bu Susi

"Siap buuu" ketua kelas menjawab dan diikuti yang lainnya.

Tak lama berselang, guru itu pun pergi dari kelas dan mereka pun tampak merasa. Guru yang selama ini terkenal galak dan suka marah-marah itu sekarang sudah tak ada lagi di kelas. Mereka merasa merdeka dan meluapkan kegembiraannya dengan jingkrak-jingkrak di kelas...

"Yes!!! Bu Susi Gaada!!  Hore!!"ucap salah satu siswa penuh rasa senang.

"Sekarang kita bisa santai dong?" Tanya Andi kepada teman-teman lainnya.

"Yoi" semua serentak menjawab demikian.

Dan mereka pun benar-benar melupakan tugas yang telah diberikan oleh Bu Susi. Ada yang sibuk bermain gadget, tidur, bergosip, pergi ke kantin, dan sebagainya. Tak ada satu siswa pun di kelas yang mengerjakan tugas tersebut.

Dan tiba-tiba saja, tak sampai 15 menit mereka bersenang-senang, Bu Susi pun datang ke kelas dan menampakkan wajah ketusnya.

"Plakkk " Bu Susi langsung memukul papan tulis dengan menggunakan penggaris besinya. Suara pukulan tersebut benar-benar terdengar oleh satu kelas. Membuat mereka kaget dan duduk di tempat masing-masing.

"Mana? Udah selesai tugas yang ibu berikan?" Tanya Bu Susi penuh rasa marah

Sekelas tak ada yang menjawab, merasa takut dengan Bu Susi. 

Jadi, ngapain aja kalian dari tadi? Masa seorang pun Gaada yang ngerjain sih?

Tiba tiba saja ada salah satu siswa yang bertanya...

Ibu guru ga jadi keluar kota? Tanya salah satu murid

"Tidak, ibu salah jadwal ternyata. Seharusnya besok ibu pergi ke luar kota. Sungguh, ibu benar-benar kecewa dengan kalian. Waktu 15 menit sirna kalian sia-siakan begitu saja. Padahal jika kalian benar-benar mengerjakan tugas yang ibu berikan pasti sudah selesai semua. Kalau saja waktu 15 menit kalian digunakan untuk mengerjakan tugas dari Ibu, ilmu kalian akan semakin bertambah. Kalau sudah kayak gini, siapa yang rugi?" Ujar Bu Susi panjang lebar kepada siswanya 

Tindakan memalukan yang kalian lakukan benar-benar jadi contoh korupsi waktu yang tidak seharusnya terjadi. Jika kalian terus terusan begini, bisa-bisa semua siswa di kelas ini jadi koruptor semua. Mau kalian jadi koruptor? Tanya Bu Susi yang masih kesal saat itu.

"Engga Bu.. maafkan kami. Kami benar-benar menyesal." Ucap salah satu murid memohon maaf kepada Bu Susi

"Kami mohon maaf Bu, udah buat salah" lainnya pun juga mengikuti.

Bu Susi Akhirnya memaafkan mereka. Namun mereka tetap diberikan hukuman. Menulis janji untuk tidak mengurangi perbuatan itu lagi hingga 100 kali. Sejak saat itu, mereka berubah dan menjadi lebih disiplin dan bisa menghargai waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun