Mohon tunggu...
Firdaus Deni Febriansyah
Firdaus Deni Febriansyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Seorang freelance content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Waktu yang Sirna

10 Desember 2019   13:06 Diperbarui: 10 Desember 2019   13:12 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan mereka pun benar-benar melupakan tugas yang telah diberikan oleh Bu Susi. Ada yang sibuk bermain gadget, tidur, bergosip, pergi ke kantin, dan sebagainya. Tak ada satu siswa pun di kelas yang mengerjakan tugas tersebut.

Dan tiba-tiba saja, tak sampai 15 menit mereka bersenang-senang, Bu Susi pun datang ke kelas dan menampakkan wajah ketusnya.

"Plakkk " Bu Susi langsung memukul papan tulis dengan menggunakan penggaris besinya. Suara pukulan tersebut benar-benar terdengar oleh satu kelas. Membuat mereka kaget dan duduk di tempat masing-masing.

"Mana? Udah selesai tugas yang ibu berikan?" Tanya Bu Susi penuh rasa marah

Sekelas tak ada yang menjawab, merasa takut dengan Bu Susi. 

Jadi, ngapain aja kalian dari tadi? Masa seorang pun Gaada yang ngerjain sih?

Tiba tiba saja ada salah satu siswa yang bertanya...

Ibu guru ga jadi keluar kota? Tanya salah satu murid

"Tidak, ibu salah jadwal ternyata. Seharusnya besok ibu pergi ke luar kota. Sungguh, ibu benar-benar kecewa dengan kalian. Waktu 15 menit sirna kalian sia-siakan begitu saja. Padahal jika kalian benar-benar mengerjakan tugas yang ibu berikan pasti sudah selesai semua. Kalau saja waktu 15 menit kalian digunakan untuk mengerjakan tugas dari Ibu, ilmu kalian akan semakin bertambah. Kalau sudah kayak gini, siapa yang rugi?" Ujar Bu Susi panjang lebar kepada siswanya 

Tindakan memalukan yang kalian lakukan benar-benar jadi contoh korupsi waktu yang tidak seharusnya terjadi. Jika kalian terus terusan begini, bisa-bisa semua siswa di kelas ini jadi koruptor semua. Mau kalian jadi koruptor? Tanya Bu Susi yang masih kesal saat itu.

"Engga Bu.. maafkan kami. Kami benar-benar menyesal." Ucap salah satu murid memohon maaf kepada Bu Susi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun