Jadi pembelajaran dapat di fahami sebagai proses saling interaksi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar dengan menggunakan cara dan sarana yang menjadikan peserta didik mau belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun model pembelajaran sebagaimana di definisikan Dewey yang di kutip oleh Ahmad Zayadi dan Abdul Majid adalah "a plan or pattern tahat we can use to desing and to shape instructional material, " (suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang tatap muka dikelas atau pembelajaran tembahan di luar kelas dan untuk menjamkan materi pengajaran.) (Ahmad Zayadi dan Abdul Majid, 2005: 10 ).
Dari pengertian model pembelajaran di atas dapat di fahami bahwa :
1. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan dalam menyampaikan materi pengajaran.
2. Model pembelajaran merupakan suatu pola, yang berarti tidak terikat pada satu pola, dan pola-pola tersebut bisa bermacam-macam tergantung landasan pemikiran dari si pernacang (pendidik).
b. Model-model Pembelajaran dan Latar Belakang Kurikulum.
Model --model pembelajaran banyak sekali. Hal ini di latar belakangi oleh kurikulum yang beragam. Sedangkan kurikulum berbeda-beda karena terjadi perbedaan Asas yang di anut oleh masing-masing kurikulum dan berbeda dalam organisasi kurikulum pandangan Kolot dan Modern.
Secara umum pembelajaran di kelompokkan pada model pembelajaran tradisional (kolot) dan modern. Pembelajaran kolot menekankan pada guru (Teacher Oriented), sedangkan pembelajaran Modern menekan pada siswa (Student Oriented).
1). Model Gaya Bank
Ini adalah bahasa Paulo Freire ( Rosyada, 2007: 91 ) terhadap pendidikan pasif yakni model guru menerangkan, murid mendengarkan, guru mendiktekan, murid mencatat, guru bertanya, murid menjawab, dan seterusnya.
Model initerkadang juga di sebut gaya kumando yang menurut Moston yang juga di kutip Dede Rosyada sebagai bentuk akhir polarisasi aliran behaviourisme dan model ini biasanya di sandarkan pada subject Centered Curriculum yang menggunakan pendketan Subjek Akademis. Sedangkan pendekatan ini berdasarkan filsafat perensial dan esensialis. ( Muhaimin, 2007: 136 ). Perenialisme berpandangan bahwa tugas pendidikan adalah melestarikan warisan nilai dan budaya manusia termasuk di dalamhnya agama. ( Muhaimin, 2007: 72 ). Dan aliran idealisme juga termasuk dasar subjek akademis.