Kini, kisah klasik dari David dan Goliath kembali terulang. Bedanya, bukan lagi soal batu dan ketapel melawan pedang dan tombak. Tapi, mengenai baterai, mobil listrik, dan juga teknologi.
Tesla, sudah cukup lama duduk dengan anteng di singgasana tertinggi mobil listrik. Namun, kini harusnya sudah mulai panas dingin.
Pasalnya, ada BYD yang menjadi produsen EV asal China. Gelagatnya menunjukkan kalau BYD berencana menggulingkan Tesla dari tahtanya yang selama ini merajai pasar mobil listrik.
Awalnya BYD memang cuma produsen baterai. Lambat-laun, embrio ini terus tumbuh dan kini sudah secara terbuka menantang Tesla besutan manusia dengan impian kolonisasi Mars-nya.
BYD tak punya teknologi ngedabyar semacam Tesla. Tapi, BYD punya satu kekuatan yang kemungkinan tidak Tesla punya: memahami dan memenuhi kebutuhan massal produk mobil listrik di pasaran.
Ketika Elon masih dengan impiannya untuk bikin pesta nuklir di Mars, BYD masuk ke jalur yang begitu pragmatis--menawarkan EV terjangkau agar semua orang bisa memilikinya.
Dominasi Tesla Sebagai 'Superhero' di Pasar Mobil Listrik
Saya cukup tertarik buat menyimak Tesla karena Pakde Musk, mengubah hampir seluruh cara pandang kita atas mobil listrik.
Sebelum Tesla Model S meluncur, mobil listrik hanya dianggap 'gerobak' yang cocok untuk perjalanan pendek, ngebosenin, dan hanya pas buat beli rokok ke warung.
Teknologinya emang kurang, jarak yang bisa ditempuh rendah, dan kabar bahwa baterai cepat rusak, bikin animo pasar otomotif kurang meriah memandang kendaraan ramah lingkungan ini.
Yap, itu terjadi sebelum Tesla Model S yang dianggap 'Superhero'-nya mobil listrik muncul. Setelah hadir, semuanya berubah.
Kini bahkan di GAIKINDO 2024 kemarin, banyak produsen mobil listrik yang nawarin tipe dan model terbarunya.
Apa alasannya? Saya mengira awalnya muncul gara-gara keberhasilan Tesla di tahun 2015 - 2016 jadi mobil listrik plug in paling laris di dunia.
Bahkan tahun 2018, Tesla menjadi yang terlaris kedua dalam sejarah setelah Nissan Leaf, yang buat saya tak sepopuler mobil besutan orang genius abad ini.
Pangsa Pasar Dikuasai Tesla, tapi BYD Sudah Mulai Bergerak
Dengan prestasinya, akhirnya Tesla terus berinovasi dengan model S, X, 3, Y, dan lainnya.
Di tahun 2019, akhirnya pabrik mobil listrik yang awalnya di Sillicon Valley ini, berhasil menguasai 16% pangsa pasar mobil listrik global.
Tapi, BYD sudah mulai bergerak. Pada tahun 2019, mereka sudah berhasil menguasai 10% pangsa pasar. Angka yang sepertinya setiap tahun terus mendekati Tesla untuk urusan penguasaan pasar.
Sama seperti hidup, pasar mobil listrik juga penuh akan kejutan. Seperti saat BYD di tahun 2023 yang secara mengejutkan membalik keadaan dengan penguasaan 21% pangsa pasar secara global.
Tesla? Akhirnya harus turun menjadi 13% persen saja. Bahkan di tahun 2023, BYD dapat predikat menjadi produsen mobil listrik baterai paling laris di kuartal kedua (Q2) di tahun 2023.
Tesla Tidak Menyerah, Pertarungan Terus Terjadi
Bukan Elon namanya kalau menyerah. Orang yang dijuluki manusia genius abad ini sepertinya punya kemampuan inhuman yang secara karakter, begitu kuat.
Tesla di Q1 tahun 2024, kembali memimpin untuk urusan penjualan kendaraan listrik. Mereka berhasil jual 386.810 unit ke seluruh dunia.
BYD memang ada di angka yang lebih rendah yakni 300.114 unit untuk kuartal pertama 2024.
Meski begitu, ada yang menarik. Justru angka tersebut turun sekitar 9% dari penjualan di periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 422.875 unit.
Berbeda dengan BYD, meski angkanya lebih rendah, tapi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, BYD mengalami peningkatan sebesar 13% dari 264.647 unit.
Yap, pertarungan terus terjadi sekaligus menunjukkan seperti apa pertumbuhan BYD yang seolah menantang hampir semua produsen mobil listrik, termasuk Tesla.
Apakah ini pertarungan yang penting? Sudah tentu. Pasalnya, ini soal produsen mana yang bisa memimpin kendaraan masa depan.
Prediksinya memang akan lebih banyak mobil listrik alih-alih mobil konvensional.Â
BYD Ora Sepele..
Udah jadi rahasia kalau banyak yang sering menyepelekan produk-produk buatan China. BYD termasuk salah satunya. Bahkan Elon Musk sendiri pernah mengejek namanya yang terdengar aneh pada sesi wawancaranya dengan Bloomberg.
Industri otomotif pun setali tiga uang, banyak yang mengejek BYD. Namun, ada satu hal yang dilupakan: BYD lahir di tempat yang jadi salah satu pasar terbesar di dunia, China.
Tentu saja, dengan pasar sebesar China, BYD bisa mengalami perkembangan relatif cepat. Ini sama halnya dengan Mukesh Ambani yang anaknya nikah dengan biaya triliunan kemarin.
Soal Mukesh, dia berhasil manfaatin negara dengan populasi 1,4 miliar orang. China? Populasinya sama, dan itulah yang jadi tempat BYD bertumbuh.
Apalagi, China juga menjadi salah satu pasar otomotif terbesar yang ada di dunia. BYD tumbuh di ladang yang begitu subur.
Ditambah pula dengan ciri khas produk-produk dari negaranya--murah. Tak heran, BYD pun bisa bikin produknya masuk ke berbagai lapisan masyarakat.
Di beberapa negara seperti Eropa dan Amerika Latin, BYD bahkan bisa sedikit demi sedikit menggerus pasar EV nasionalnya.
Diversifikasi produk ke plug-in hybrid, hidrogen, dan lainnya pun semakin menguatkan posisi mereka.
Bahkan di Indonesia sekalipun, BYD sudah sering nampak di jalanan Jakarta karena BlueBird udah mulai bikin taksi listrik.
Mereka memakai BYD e6 A/T dan T3. Di tahun 2023 kemarin, BlueBird bahkan juga memesan EV dari BYD sebanyak 80% dari keseluruhan total armada mobil listriknya.
Tesla, masih ada. Tapi cuma kebagian 20% dari prosentase armada mobil listriknya. Di 20% ini, Tesla pun masih harus berbagi tempat dengan BMW dan Hyundai yang juga dipesan BlueBird.
David vs Goliath di Dunia Modern
Tak berhenti di situ. BYD pun semakin kuat menunjukkan ambisinya dengan memasok baterai buat Tesla!
Di tengah persaingan ini, ternyata ada kemesraan yang tersembunyi dengan ikut menjadi produsen baterai Tesla.
Kalau Anda punya Tesla Model Y, itu baterainya pakai LFP yang emang buatan BYD.
Bukan cuma mobil, tapi BYD ikut memasok 'senjata utama' bagi musuhnya. Tentu ini seperti pertarungan David yang sebelum bertarung, memberikan pedang lebih dulu pada Goliath.
Ambisi Besar BYD
Produsen yang menyingkat brand Build Your Dreams dengan BYD ini, sepertinya tak main-main soal misi utamanya: membawa mimpi semua orang hanya sejengkal lagi di depan mata.
Kalau buat kebanyakan orang BYD benar-benar membangun mimpi, tapi BYD buat Elon Musk bukan lagi 'Build Your Dreams'. Tapi, bisa jadi 'Breaking Your Dreams'. Hmm. Upaya balas dendam yang epik dan layak disaksikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H