Mohon tunggu...
Firdaul Eka Yulianti
Firdaul Eka Yulianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Mahasiswa Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tradisi Iki Palek di Era Modern, Masih Relevankah?

31 Maret 2024   12:15 Diperbarui: 31 Maret 2024   12:26 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi Iki Palek dan Modernisasi

Tradisi Iki Palek yang sudah ada sejak dahulu menghadapi tantangan yang signifikan akibat proses modernisasi. Modernisasi membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat adat termasuk tradisi dan nilai-nilai budaya mereka. Dilansir dari penelitian “Jurnal Georafflesia tahun 2021” diketahui jika tradisi Iki Palek sudah jarang sekali dilakukan. Salah satu penyebabnya adalah adanya pengaruh modernisasi dan agama yang menyebar di daerah pelosok Papua. 

Meskipun demikian, masih ada juga yang tetap melestarikan tradisi ini terutama di daerah-daerah pedalaman yang terpencil lagi. Tradisi ini memang menyebabkan sikap yang dilematis terkait hukum adat yang telah ada sejak lama. Di satu sisi hilangnya tradisi yang ekstrem ini adalah hal yang baik karena tidak menyakiti, tetapi disisi lain Iki Palek yang sudah tidak dilakukan lagi seolah mengubur satu budaya asli tanah Papua.

Untuk mengatasi dilema yang terjadi memang diperlukan adanya pelestarian dan modifikasi di era modern ini. Tradisi Iki Palek dapat dilestarikan dengan modifikasi, seperti mengganti pemotongan jari dengan ritual simbolis lainnya yang tentunya tidak membahayakan fisik. Tradisi Iki palek memang memiliki nilai budaya yang penting bagi Suku Dani. Namun, praktik pemotongan jari perlu dipertimbangkan kembali di era modern ini. 

Masa depan dari tradisi Iki Palek Suku Dani berada di persimpangan jalan antara kearifan lokal dan modernisasi. Menemukan keseimbangan antara keduanya adalah kunci untuk memastikan tradisi ini dapat terus hidup dan berkembang di era modern yang tentunya tanpa mengabaikan hak asasi manusia dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Relevansi tradisi Iki Palek bergantung pada bagaimana tradisi tersebut diadaptasi agar sesuai dengan perkembangan zaman tanpa menyakiti fisik masyarakatnya.

Pendekatan yang mengedepankan dialog, edukasi, dan penghormatan terhadap budaya dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan ini. Pemerintah, pemuka adat, dan masyarakat Suku Dani memiliki peran penting dalam menentukan masa depan tradisi Iki Palek ini. Dialog dan kerjasama yang konstruktif sangat diperlukan untuk menemukan solusi yang tepat dengan tetap menghormati hak asasi manusia dan melestarikan kearifan lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun