Mohon tunggu...
Firda Shahira
Firda Shahira Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pndidik

Saya merupakan mahasiswa PPG.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi

13 September 2024   20:52 Diperbarui: 13 September 2024   20:54 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang memberikan fleksibilitas kepada peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, minat, serta kebutuhan masing-masing. Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak akan merasa frustasi atau mengalami kegagalan dalam proses belajarnya karena mereka diberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan tingkat kesiapannya. Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang adaptif, di mana setiap peserta didik bisa mengembangkan potensinya tanpa harus diukur dengan standar yang sama.

Pendekatan ini diperkenalkan oleh para ahli pendidikan seperti Breaux dan Magee (2010), Fox dan Hoffman (2011), serta Carol Ann Tomlinson (2017), yang menekankan pentingnya menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan individual siswa. Konsep pembelajaran berdiferensiasi ini menyoroti pentingnya memahami keragaman peserta didik dalam sebuah kelas dan mengakomodasi perbedaan tersebut melalui strategi pembelajaran yang fleksibel.

Ciri-Ciri Pembelajaran Berdiferensiasi

Ada beberapa ciri utama yang menggambarkan pembelajaran berdiferensiasi. Ciri-ciri ini mencerminkan fleksibilitas dalam pengajaran, serta fokus pada kebutuhan dan perkembangan siswa sebagai individu.

  1. Fleksibilitas dalam Proses Pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi tidak menggunakan satu metode yang seragam untuk semua peserta didik. Sebaliknya, guru memberikan pilihan kegiatan, sumber belajar, dan cara-cara belajar yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beragam. Guru mungkin memodifikasi metode pengajaran, menyediakan berbagai materi tambahan, atau menawarkan pilihan dalam penyelesaian tugas, sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya.
  1. Penyesuaian Materi dan Tingkat Kesulitan. Salah satu ciri pembelajaran berdiferensiasi adalah penyesuaian konten sesuai dengan tingkat kesiapan siswa. Siswa yang lebih siap atau lebih mahir mungkin mendapatkan tantangan lebih besar, sementara siswa yang membutuhkan lebih banyak bantuan bisa mendapatkan instruksi yang lebih sederhana dan bertahap. Penyesuaian ini memungkinkan setiap siswa untuk belajar dengan nyaman tanpa merasa kewalahan atau bosan.
  1. Pemberian Pilihan dalam Proses dan Produk Pembelajaran. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa sering kali diberi kebebasan untuk memilih bagaimana mereka akan belajar (proses) dan bagaimana mereka akan menunjukkan apa yang telah dipelajari (produk). Contoh konkret dari hal ini adalah memberikan pilihan kepada siswa untuk membuat proyek berupa presentasi, esai, video, atau karya kreatif lainnya sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka. Pilihan ini memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang sesuai dengan preferensi mereka.
  1. Penilaian yang Beragam dan Berkelanjutan. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya mengandalkan satu jenis penilaian, seperti tes tertulis, tetapi juga menggunakan berbagai bentuk asesmen, seperti proyek, penilaian formatif, presentasi, dan diskusi kelas. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, dengan fokus pada perkembangan siswa sepanjang waktu, bukan hanya pada hasil akhir. Hal ini memungkinkan guru untuk mengukur kemajuan setiap siswa dan memberikan umpan balik yang relevan.
  1. Responsif terhadap Perbedaan Kesiapan, Minat, dan Gaya Belajar. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal kesiapan, minat, dan gaya belajar. Seorang guru yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran ini akan mampu merancang pelajaran yang memperhitungkan perbedaan-perbedaan tersebut, memastikan bahwa setiap siswa dapat belajar secara efektif.

Unsur Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Tomlinson (2013), keragaman peserta didik di dalam kelas dapat dilihat dari tiga unsur utama, yaitu kesiapan, minat, dan profil belajar. Pemahaman terhadap keragaman ini memungkinkan guru untuk merancang pembelajaran yang lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik.

  • Kesiapan. Kesiapan mengacu pada sejauh mana peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki tingkat kesiapan yang berbeda-beda, tergantung pada latar belakang, pengalaman belajar sebelumnya, dan kemampuan intelektual. Oleh karena itu, guru perlu memahami sejauh mana kesiapan setiap peserta didik dan menyesuaikan materi serta kegiatan pembelajaran agar semua peserta didik dapat bertumbuh secara optimal. Penting untuk dicatat bahwa kesiapan tidak bersifat tetap, melainkan dinamis dan dapat berubah seiring dengan perkembangan belajar peserta didik.
  • Minat. Minat memiliki peran yang sangat besar dalam memotivasi peserta didik untuk belajar. Ketika materi pelajaran sesuai dengan minat mereka, peserta didik cenderung lebih terlibat dan termotivasi untuk memahami materi tersebut. Oleh karena itu, guru perlu memahami apa yang menjadi minat atau hobi peserta didik, serta topik-topik pelajaran yang mereka sukai. Dengan cara ini, guru dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan minat siswa, sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih relevan dan menarik bagi mereka. Sebagai contoh, jika seorang siswa tertarik dengan olahraga, guru bisa mengaitkan konsep matematika dengan statistik olahraga untuk meningkatkan minat siswa tersebut.
  • Profil Belajar. Profil belajar mengacu pada cara yang paling disukai oleh peserta didik dalam menerima dan memproses informasi. Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, dan gaya belajar ini perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang proses pembelajaran. Ada peserta didik yang lebih suka belajar dalam kelompok besar, sementara yang lain lebih suka bekerja dalam kelompok kecil atau secara individual. Selain itu, preferensi sensorik juga berperan penting dalam menentukan cara belajar yang efektif.

 

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyiapkan pembelajaran berdiferensiasi

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu melakukan beberapa langkah penting. Pertama, guru harus mengenal peserta didiknya dengan baik, termasuk memahami kesiapan, minat, dan profil belajar mereka. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan informasi ini, seperti observasi, kuisioner, atau diskusi dengan peserta didik.

Kedua, setelah memahami kebutuhan dan karakteristik peserta didik, guru dapat merancang pembelajaran yang fleksibel dan bervariasi. Penggunaan metode pembelajaran yang beragam, seperti diskusi kelompok, presentasi, proyek berbasis minat, dan penggunaan media yang berbeda, dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

Ketiga, guru harus selalu memantau perkembangan peserta didik dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan cara mereka masing-masing, serta menyediakan bimbingan yang diperlukan, pembelajaran berdiferensiasi akan membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka secara optimal.

Teori-teori yang Melatarbelakangi Perlunya Pembelajaran Berdiferensiasi:

  • Teori sistem ekologi. Teori ekologi merupakan sebuah teori yang menekankan pada pengaruh lingkungan dalam pekembangan setiap individu dimana perkembangan peserta didik merupakan hasil interaksi antara alam sekitar dengan peserta didik tersebut.
  • Teori Multiple Intelligences. Teori   ini   mengakui   keberagaman   jenis   kecerdasan   pada   setiap   individu,   seperti kecerdasan   linguistik,   logika-matematika,   spasial.   Pembelajaran   berdiferensiasi memungkinkan   guru   untuk   mengidentifikasi   kecerdasan   utama   peserta   didik   dan merancang   pembelajaran   yang   menyesuaikan   dengan   kecerdasan   tersebut, memungkinkan setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka.
  • Teori Zone Of Proximal Development (ZPD). ZPD   adalah   rentang   antara  apa   yang  peserta   didik  dapat  lakukan   sendiri  ataupun dengan   temannya.   Pembelajaran   berdiferensiasi   memungkinkan   guru   untuk memberikan bantuan yang sesuai dengan tingkat ZPD masing-masing siswa. Peserta didik   yang   memiliki   kemampuan   lebih   tinggi   dapat   diberikan   tugas   yang   lebih kompleks,   sementara   peserta   didik   yang   memerlukan   bantuan   ekstra   dapat mendapatkan dukungan tambahan. Hal ini bisa dilakukan melalui tutor teman sebaya.
  • Learning Modalities. Modalitas berarti gaya atau tipe. Maka modalitas belajar seseorang merujuk kepada gaya atau tipe belajarnya. Setiap siswa memiliki preferensi dalam cara mereka belajar, seperti visual, auditori, atau kinestetik.

Pembelajaran berdiferensiasi menawarkan solusi untuk menghadapi keragaman peserta didik di dalam kelas. Dengan memperhatikan aspek kesiapan, minat, dan profil belajar siswa, serta menyesuaikan konten, proses, dan asesmen, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan efektif. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga mendukung perkembangan potensi mereka secara holistik.

DAFTAR PUSTAKA

Fox, Jenifer & Hoffman, Whitney. (2011). The differentiated instruction: Book of lists. CA.

Tomlinson, C. A. (2001). How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms. ASCD.

Tomlinson, Carol A & Moon, Tonya R. (2013). Assessment and student success in a differentiated classroom. VA: ASCD.

Ashfanul Kholiqin

Bintang Apriyan Rahastowo

Firda Shahira

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun