Mohon tunggu...
Firda Puri Agustine
Firda Puri Agustine Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Write, Enjoy, and Smile ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melongok Rumah Mantan Gubernur DKI Henk Ngantung sebelum Direnovasi

25 Februari 2014   18:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_313913" align="aligncenter" width="300" caption="Area belakang rumah "]

13933028411167691191
13933028411167691191
[/caption]

Meski banyak yang menawarkan bantuan, dia bukan tipikal peminta belas kasihan orang. Eve hanya meminta perhatian Pemprov DKI, di mana suaminya pernah mengabdikan diri selama kurang lebih lima tahun. Empat tahun, dari periode 1960-1964 menjadi Wakil Gubernur DKI, dan satu tahun dari periode 1964-1965 menjadi Gubernur DKI lantaran gubernur saat itu, Soemarno, diangkat menjadi menteri dalam negeri.

"Anak-anak saya yang protes kalau saya muncul di media massa. Mereka yang malu karena katanya dianggap tidak mengurus orang tua. Tapi, tidak. Saya hanya ingin ada sedikit perhatian dari Pemprov," ujarnya.

Maksud kedatangan Eve menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Selasa (23/4) tak lain dengan tujuan tersebut. Dia pernah mendengar bahwa ada mantan gubernur DKI, di antaranya Soemarno dan Cokropranoto yang diberi fasilitas rumah setelah pensiun. Mungkin, hal serupa juga bisa ia dapat. Ternyata, Ahok menolak.


[caption id="attachment_313915" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu bangunan utama "]

1393302902707326116
1393302902707326116
[/caption]

"Alasannya karena nggak ada Perda-nya. Mungkin mantan gubernur yang dikasih rumah karena kebaikan gubernur saat itu. Jadi, Pak Ahok menawarkan untuk direnovasi saja. Tapi, kalau mau dijual ke Pemprov saja. Nanti dibeli dengan harga pasar," kata Eve.

Wanita yang hobi berdandan itu mengaku perhatian Pemprov DKI terhadap keluarga mantan gubernur dianggap ala kadarnya. Tidak ada fasilitas rumah dan mobil. Kecuali, pensiunan tiap bulan yang besarannya jauh dari Upah Minimum Provinsi (UMP). Selagi Henk masih hidup, dia menafkahi keluarga dengan menjual lukisan hasil karyanya sendiri.

"Pensiunan sama tanah 1x2 meter untuk kuburan Pak Henk di TPU Menteng Pulo. Hanya itu. Tidak ada lagi. Kuburannya dulu sangat berantakan, jadi tempat buang sampah. Baru sebulan ini dirapikan oleh penjaganya dan jadi bagus," ujar Eve.


[caption id="attachment_313916" align="aligncenter" width="300" caption="Tempat persemayaman Henk yang akan dijadikan sanggar seni "]

1393302988635811557
1393302988635811557
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun