Mohon tunggu...
Firda Hasanah
Firda Hasanah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

saya merupakan mahasiswa aktif yang memiliki hobi menari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro-Kontra Pandangan Masyarakat Muslim Non-Jawa terhadap Praktik Spiritual Kejawen

16 Juli 2024   20:38 Diperbarui: 16 Juli 2024   21:02 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain pandangan dari masyarakat muslim non-Jawa terhadap kejawen, bagaimakah pandangan masyarakat muslim Jawa sendiri dalam memandang tradisi tersebut?

Karena kejawen merupakan ajaran yang lahir dari Jawa yang pastinya sudah sangat melekat dengan kehidupan masyarakatnya sehari-hari, jadi jika hanya sebatas budaya tidak apa-apa dan tradisi itu tidak melebihi kadar, ukuran atau batasan yang dilarang oleh syariat bagi pemeluk agama Islam, serta tidak melewati batas hukum yang telah disepakati bersama-sama.

Setelah mengetahui bagaimana praktik spiritual dari tradisi kejawen dan pro kontra pandangan masyarakat muslim yang non-Jawa terhadap hal itu, bahkan orang Jawa sekalipun, lalu bagaimana cara kita menyikapi orang Jawa yang menjalankan tradisi kejawen yang menurut kita sebagai masyarakat non-Jawa itu adalah perbuatan syirik, jika itu terjadi di lingkungan sekitar kita?

Kita hidup di negara yang memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-beda tetapi tetap satu”. Pandangan masyarakat non-Jawa terhadap tradisi kejawen juga berbeda-beda. Jadi, anggaplah tradisi tersebut bagian dari keragaman budaya bangsa kita. Jika ada yang melakukan tradisi kejawen di lingkungan kita, kita harus menghormati dan saling menunjukan sikap toleransi antar budaya, dan kita juga herus tetap melestarikan nilai budaya yang ada di negara kita. Dan tidak ada salahnya juga jika kita mengikuti tradisi tersebut jika hanya untuk sekedar menambah pengetahuan tentang keragaman budaya bangsa. Lagipula, mempercayai sebuah ajaran itu, tidak selalu berarti harus mengikuti ajaran tersebut, kan? Kita juga harus tahu batasan keyakinan yang kita pegang, jangan sampai terpengaruh ajaran-ajaran yang menyimpang dari syariat agama, dan kita juga harus memiliki iman yang kuat agar tidak tergoyahkan oleh ajaran tradisi yang kita pelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun