Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa pada masyarakat. Untuk ketiga kalinya Universitas Jember melaksanakan KKN dengan tema Back To Village yaitu kembali ke Desa. Tepatnya tanggal 11 Agustus KKN BTV III Universitas Jember 2021 terlaksana dan akan berakhir pada tanggal 09 September. Tujuan dari KKN Back To Village III tentunya karena kondisi saat ini sedang terkena wabah Covid-19, yang mengharuskan masyarakat membatasi aktivitas untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Salah satu peserta KKN BTV3 Universitas Jember Firda Eka Kurnia Sari melaksanakan KKN di desa tempat nya bertepat di Desa Prajekan Lor Rt. 01 Rw.04Â
Kali ini KKN BTV3 Universitas Jember Mengangkat lima tema, Firda Eka Kurnia Sari yang akrab dipanggil Firda ini mengambil tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Hal ini seiring dengan dampak terbesar dari adanya Covid-19 yaitu sektor ekonomi yang mengalami pemerosotan. Asiatin dan Doni merupakan sepasang suami istri yang menjadi sasaran KKN oleh Firda yang merupakan petani bawang merah. Alasan Firda yang merupakan Mahasiswa Ekonomi Syariah ini melakukan pengabdian pada petani bawang merah karena dampak dari adanya Covid-19 juga mereka rasakan.Â
Dibawah pengawasan dosen pembimbing lapangan  Ir. Sundahri, PGDip.Agr.Sc., M.P, Firda menjalankan program kerjanya. Program kerja yang dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan inovasi olahan dari bawang merah. Baginya, inovasi dalam usaha perlu dikembangkan, apalagi sebelumnya usaha bawang merah yang dijalani Asiatin dan suami hanya menjual bawang merah begitu saja.Â
Lebih lanjut gadis asal kota tape ini menjelaskan, dengan adanya inovasi usaha akan dapat terus eksis, untuk usaha bawang merah khususnya inovasi dilakukan untuk terus mengembangkan usaha disaat pandemi. Salah satu permasalahan yang menjadi alasan adanya inovasi karena penjualan bawang merah yang menurun yang disebabkan karena minat konsumen juga semakin sedikit.Â
Setelah melakukan beberapa survei, Firda menemukan beberapa fakta baru bahwa konsumen khususnya ibu-ibu lebih cenderung suka dengan sesuatu yang instan. Maka dari adanya inovasi ini dilakukan untuk membuat bawang merah menjadi olahan produk.Â
Bawang merah adalah bumbu dapur yang hampir ada disetiap makanan, dan biasanya bawang merah juga dijadikan sebagai bawang goreng untuk pelengkap makanan. Sehingga, Firda mahasiswi KKN BTV3 ini membuat inovasi baru dari usaha bawang merah Asiatin dan Doni yaitu membuat olahan bawang merah menjadi bawang merah bubuk.Â
Lebih lanjut Firda mengatakan terkait inovasi yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama sasaran itu. Dengan membuat olahan bawang goreng dan bawang merah bubuk dapat mengikuti keinginan konsumen yang cenderung suka pada sesuatu yang instan. Bawang goreng merupakan pelengkap yang diberikan pada masakan seperti bakso dan nasi goreng.Â
Sedangkan bawang merah bubuk merupakan bahan untuk dijadikan sebagai bumbu makanan yang bentuknya sudah dirubah dalam bentuk bubuk dan masa pakainya dapat lebih lama dari bawang merah yang tidak diolah.Â
"Adanya inovasi ini karena setelah melakukan survei di pasar, untuk bawang merah sendiri tidak terjual dipasaran dan untuk bawang merah goreng sendiri keberadaannya mudah ditemui dipasar tetapi masih kurang menarik. Contohnya saja dari segi harga dan berat dapat dikatakan cukup mahal dengan packaging yang hanya plastik saja" ujarnya.Â
Untuk menutupi kekurangan yang ada dipasaran dara berusia 21 tahun ini juga melakukan pembuatan logo dan keterangan tambangan untuk produk selain itu kemasan yang dipakai juga memakai wadah yang menarik.Â