Mohon tunggu...
Firda Elma Prasistya
Firda Elma Prasistya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Farmasi di Universitas Muhammadiyah Malang (202210410311096)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Agama Berperan Penting bagi Kesehatan Jiwa

1 Februari 2023   15:30 Diperbarui: 1 Februari 2023   15:36 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama memiliki peran penting dalam bidang kesehatan. Agama merupakan salah satu faktor terjadinya kemajuan dalam bidang kesehatan. Hal ini telah dibuktikan dengan kemajuan dalam bidang kesehatan pada masa kejayaan Islam. Selain itu, agama juga berpengaruh dalam kesehatan jiwa seseorang.

Pada saat ini, kesehatan jiwa menjadi salah satu persoalan serius kesehatan global. Gangguan kesehatan jiwa cukup kompleks karena kesehatan jiwa tidak hanya berkaitan dengan masalah medis tetapi juga dengan dimensi sosial budaya hingga dimensi spiritual dan agama.

Kesehatan jiwa berhubungan erat dengan agama karena berkaitan dengan hati dan ketenangan jiwa. Pada dasarnya, agama mengatur segala aspek kehidupan mulai dari cara berperilaku, beribadah, makanan, pekerjaan hingga hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Agama harus dimaknai dengan baik karena agama merupakan dasar kejiwaan yang berupa keyakinan sehingga ketentraman jiwa tergantung dengan kuatnya keyakinan terhadap agama. Hal ini berkaitan dengan agama yang memang menawarkan keamanan dan ketentraman bagi siapa saja yang menaati perintah agama.

Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengetahui peran agama dalam bidang kesehatan jiwa.

Definisi Agama dan Kesehatan Jiwa

Definisi dari agama sendiri adalah undang-undang atau peraturan. Agama berfungsi sebagai media yang mengatur segala aspek kehidupan mulai dari cara berperilaku, beribadah, makanan, pekerjaan hingga hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Dalam KBBI, agama merupakan ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Sedangkan menurut E.B Taylor, Agama adalah kepercayaan yang berwujud spiritual. Harun Nasution mengatakan bahwa agama adalah keyakinan atau kepercayaan akan spiritual, yang berkaitan dengan ajaran serta kitab suci yang ada.

Menurut Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama.

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Kesehatan jiwa merupakan fondasi untuk emosi, pemikiran, komunikasi, pembelajaran, ketahanan, harapan, dan harga diri. Kesehatan jiwa juga komponen dari kesejahteraan secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kesehatan fisik. Sesuai yang tertuang dalam UU No. 36 Tahun 2009 pasal 144 ayat 1, bahwa upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

Peran Agama dalam Kesehatan Jiwa

Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk beragama. Manusia mampu memahami nilai-nilai agama dan bersosial. Agama juga memiliki peran sentral dalam menentukan kehidupan manusia sehingga kesehatan jiwa berkaitan erat dengan agama. Kesehatan jiwa dipengaruhi oleh adanya peraturan serta prinsip indiividu tersebut dalam meningkatkan kesehatan jiwa nya. Menurut H.C Witherington, seseorang yang berjiwa sehat adalah orang yang dalam hati nya tidak ada rasa gundah, tertekan, dan hal buruk lainnya dan selalu merasakan perasaan senang, tenang, tentram dan aman.

Masalah kesehatan, selain dapat diatasi dalam bidang kedokteran, terdapat juga alternatif mengenai pengobatan dengan menggunakan cara psikoterapi. Psikoterapi dapat digunakan untuk pengobatan bagi orang dengan gangguan jiwa karena berkaitan dengan aspek kepercayaan seseorang. Agama merupakan salah satu pengaruh penting bagi seseorang karena berkaitan dengan keyakinan.

Selain sebagai keyakinan dalam menjaga kesehatan jiwa seseorang, agama berpengaruh dengan adanya sikap berserah diri kepada Yang Mahakuasa. Sikap berserah diri kepada Tuhan akan menciptakan energi positif dan optimis pada diri seseorang yang nantinya memberikan rasa tenang, senang, tentram, dan aman. Oleh karena itu, manusia dapat kembali sehat secara fisik maupun jiwa.

Adanya rutinitas beribadah dengan baik pada agama berhubungan dengan kesehatan jiwa seseorang. Apabila rutinitas beribadah dilakukan dengan baik maka akan berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang serta memberikan perasaan tentram setelah menyembah Tuhan. Selain itu, rutinitas ini akan membuat seseorang menjalani hidup dengan lebih bermakna. Semakin baik penerapan rutinitas dalam beribadah maka akan semakin banyak nilai positif yang bisa didapatkan bagi kesehatan jiwa.

Peran agama di bidang kesehatan telah dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang menyatakan bahwa agama berperan penting dalam upaya pengobatan kesehatan jiwa. Hasil studi membuktikan bahwa 1.824 orang dengan gangguan jiwa menjalani proses pengobatan dengan 90% penderita sebagai orang yang religius. Dinyatakan bahwa terdapat ketertaitan erat antara agama dan spiritual terhadap psikologi seseorang. Hal ini terjadi karena terdapat kekuatan terapeutik yang berasal dari agama dan spiritual yang memengaruhi kesehatan jiwa secara positif.

Agama juga menjadi pertimbangan sebagai salah satu variabel penting, dimana agama menjadi dasar pemikiran seseorang, seperti halnya psikologi Kristen, Buddha, Hindu dan Islam. Pada Islam sendiri telah dilakukan penelitian mengenai psikologi oleh banyak ilmuwan muslim, diantaranya adalah Ibnu Sina. Ilmuwan muslim berkonstribusi besar terhadap ilmu psikologi di abad pertengahan. Terdapat ilmuwan muslim yang menyatakan bahwa penerapan beribadah seperti sholat, mengaji, berpuasa, berdoa', dan ibadah lainnya dapat memperkuat keimanan sehingga kekuatan iman tersebut memberikan rasa tenang, tentram, aman, dan kesehatan pada kejiwaan.

Dalam bidang psikologi juga terdapat kajian psikologi positif, diantaranya rasa bersyukur, pengampunan, kebahagiaan, kebaikan serta kesabaran. Kajian psikologi positif memiliki kesamaan dengan tasawuf atau pembersihan jiwa atau merawat jiwa dengan baik. Jauh sebelum adanya kajian tersebut telah ada kajian yang dilakukan oleh ilmuwan muslim. Salah satunya adalah Al-Ghazali yang mengkaji tentang rasa bersyukur dan kesabaran. Selain itu, ada kajian mengenai akhlakul karimah. Dari kesamaan ini dapat dikatakan bahwa kesehatan jiwa dapat didapatkan apabila seseorang berusaha dalam menggapai kesehatan jiwa itu sendiri.

Selain dari segi agama dan spiritual terdapat kegiatan yang menunjang dalam mendapatkan kesehatan jiwa. Kegiatan tersebut diantaranya adalah dengan rutin berolahraga, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, istirahat yang cukup, melakukan hobi dan kegiatan positif, selalu berpikiran positif, meditasi, dan kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut menjaga kesehatan fisik yang juga memengaruhi kesehatan jiwa. Bidang pendidikan juga dapat menjadi upaya rasa religius. Pendidikan dapat membentuk karakter seseorang sehingga didapatkan kesehatan jiwa serta fisik.

Agama sebagai Pengontrol Kehidupan

Agama juga berperan dalam kontrol sosial dan kehidupan. Setiap individu membutuhkan komunasi serta interaksi dengan individu lainnya. Masyarakat terdiri dari setiap individu yang beragam. Tidak semua individu adalah orang baik, terdapat kemungkinan adanya perilaku negatif yang dapat merugikan sesama. Agar terhindar dari perilaku negatif seperti pelanggaran, penyimpangan serta kekacauan dibutuhkanlah peraturan yang dapat mengendalikan kehidupan bersosial dan individu.

Sesuai dengan definisi awalnya, agama adalah peraturan atau undang-undang. Manusia membutuhkan agama sebagai pengontrol kehidupan karena setiap manusia memiliki sikap egoisme yang membuat manusia tidak bisa mengatur kehidupannya sendiri. Agama berperan dalam kontrol sosial agar kehidupan berjalan dengan baik, lebih tertata, dan tetap harmonis. Dengan diimplementasikannya aturan tersebut dengan baik maka akan tercapai kehidupan yang lebih baik.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa agama berperan penting dalam bidang kesehatan terutama kesehatan jiwa. Rutinitas beribadah dapat membentuk rasa tenang, senang, tentram dan aman. Kesehatan jiwa dapat didapatkan apabila seseorang tersebut berusaha menggapainya. Bertasawuf atau memiliki psikologi positif dapat memberikan kesehatan jiwa bagi yang melakukannya. Kegiatan penunjang seperti berolahraga secara rutin dapat menjaga kesehatan fisik dan memengaruhi kesehatan jiwa. Selain itu, agama juga bersifat mengendalikan kehidupan sehingga setiap individu dapat hidup dengan baik dan lebih tertata.

Referensi:

Azisi, A. M. (2020). Peran Agama dalam Memelihara Kesehatan Jiwa dan Konstrol Sosial Masyarakat. Jurnal Psikologi Islam Al-Qalb, Vol. 11, No.2.

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2016). Sehat Jiwa. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. https://promkes.kemkes.go.id/content/?p=7385

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun