Mohon tunggu...
Hai_Ly19
Hai_Ly19 Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

Baru saja lulus dari tingkat Sekolah Dasar, sedang berjuang di pondok, slow respon, silahkan follow

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menulis Versiku

28 Mei 2023   17:25 Diperbarui: 28 Mei 2023   17:33 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Menulis terbilang mudah bagi yang mendengarnya, tapi ketika menulis mereka baru merasakan cobaan-cobaan yang memang sangat banyak yang ada saat menulis. Menulis merupakan kemampuan berbahasa yang dimiliki manusia selain mendengar, membaca, dan berbicara. Saat ini aku masih termasuk penulis pemula yang belum tahu apa-apa dan masih harus banyak belajar dan mencari tahu.

Tahun 2022 kemarin aku  menulis sebagai wacil atau wartawan cilik di majalah CILUKBA yang tugasnya mencari informasi kemudian diketik dan dikirimkan, setelah itu tulisan itu akan diedit dan diterbitkan di majalah beberapa bulan kemudian.

Selain itu aku juga mengikuti ekstrakulikuler menulis di sekolah  setiap hari sabtu bersama ustadz Nurkholis,  juga menulis peristiwa harian di buku catatan, aku bisa menulis di berbagai tempat yang tidak membahayakan.

Aku cukup suka suasana sedikit ramai agar aku tidak sendirian, bila suasana hening sampai hanya bunyi jangkrik yang ada malah akan membuatku tidak konsentrasi, walau begitu aku tetap tidak mau diganggu siapapun jadi aku tidak memiliki teman favorit untuk menulis.

Menulis butuh semangat dan kemauan bila tidak ada semangat dan kemauan tidak akan ada tulisan. Saat ekstrakurikuler aku banyak mendapat ilmu tentang kepenulisan, yang juga selalu diiringi dengan tugas.

Menulis memang memiliki berbagai ujian yang harus dilewati oleh penulis, tips dari ustadz Nurkholis ketika kita mengalami writer's block atau kehabisan ide lebih baik jangan dipaksakan untuk tetap menulis dan lebih baik kita refreshing sebentar entah jalan-jalan, atau kegiatan-kegiatan yang lain.

Semangat dari dalam diri tetap tidak cukup kita pasti tetap butuh semangat dan dukungan dari orang lain bisa teman, orangtua, dan lainnya. Kalu aku juga mengikuti mood atau kemauan, sedang santai atau capek juga berpengaruh, apalagi ketika capek malah aku tidak menulis.

Biasanya aku lebih menyukai menulis fiksi daripada menulis non-fiksi karena tulisan fiksi cukup mudah dibuat hanya tinggal berimajinasi, contonya ada cerpen, novelet (mini novel), dan novel.

Berbeda dengan tulisan non-fiksi yang isinya hal-hal nyata dan fakta dan tulisan ini juga merupakan salah satu contoh tulisan non-fiksi, contohnya juga ada esai (opini), tesis, dan yang sejenis.

Ketika ada tugas aku sering mengakhir-akhirkan tugas alias mepet-mepet dengan jadwal deadline, awal-awal memang santai tapi ketika mendekati deadline harus menulis dengan cepat jangan ditiru ya teman- teman semua karena ini merupakan kebiasaan yang buruk.

Menulis juga butuh kesabaran yang sangat banyak kerena pasti ada banyak sekali rintangan-rintangan yang akan menghadang di setiap tahapan dalam menulis, mereka akn datang dan silih berganti dan kita tetap harus sabar dalam melewati berbagai cobaan tersebut tadi.

Untuk mengerjakan tugas menulis aku menulis dahulu di buku tulis baru kemudian diketik di laptop, sampai tulisan yang anda baca saat ini ditulis sudah ada 6 tugas wajib beserta 1 tugas tambhan tidak wajib (bonus).

Bila disuruh menulis tentang diriku sendiri aku memang sedikit kesulitan dalam menuliskannya termasuk ketika menulis tulisan ini karena aku harus menggali lebih dalam di pikiranku untuk mendapatkan ide baru untuk dituliskan mungkin harus pakai alat berat saking susahnya.

Menulis adalah salah satu cara mewariskan ilmu, dengan menulis tulisan itu akan tetap ada selama beberapa waktu dan akan dibaca oleh generasi-generasi di masa mendatang dan ilmu kita terjaga.

Selain itu menulis juga bisa menjadi amal jariyah yang tetap selalu mengalir pahala kebaikannya ke kita walaupun kita sudah tidak ada atau meninggal selama kita mengajarkan kebaikan dan ada yang menirunya.

Bila tulisan kita banyak beredar dan banyak dibaca orang-orang, mereka akan mengenal kita yang menulis namun hal ini tidak boleh  dijadikan sebagai niat utama menulis, niat utama untuk menulis seharusnya adalah untuk Allah saja.

Seorang penulis pasti pernah atau bahkan sering sekali membaca buku, karena menulis adalah membaca, seseorang tidak bisa menulis tanpa membaca, berarti jika ingin menulis salah satu caranya ialah banyak membaca.

Menulis bisa dilakukan dengan pensil maupun bolpoin dan di kertas maupun di media elektronik lainnya semua tergantung kesukaan penulis itu sendiri bila tidak ada media elektronik kita bisa menulis di kertas.

Di zaman yang semakain modern ini menulis jadi semakin mudah, hal ini seharusnya bisa menjadi penyemangat diri ketika menulis, coba bayangkan pada zaman dahulu orang-orang sangat bersemangat menulis.

Mereka menulis di batu maupun di tempat dan juga dengan alat yang sangat primitif sekaligus kuno namun mereka tetap bersemangat menulis dan karya-karya mereka masih ada hingga saat ini.

Kurang lebih seperti itu tadilah semangat penulis zaman dahulu, kita yang hidup di zaman yang serba mudah ini sudah seharusnya bersyukur karena nikmat yang diberikan Allah sampai hari ini.

Hari ini ada banyak media yang memudahkan ada laptop, handphone, tablet, kertas, dan berbagai alat lainnya yang dapat membantu kita dalam menulis maka dari itu kita harus lebih semangat menulis.

Masih ada lagi yang harus diperhatikan ketika menulis yaitu percaya diri tidak usah malu namanya juga pemula, lagian tidak ada yang sempurna di dunia ini semua pasti ada kekurangannya.

Bila kita di kritik tidak usah malu apalagi marah anggap itu nasehat kepada kita agar lebih baik dari pada sebelumnya, dan tetap berterima kasih kepada mereka yang telah mengkritik kita.

Karena dengan kritikan mereka kita jadi bisa tahu letak kesalahan-kesalahan di tulisan kita dan kita dapat memperbaikinya, bila tidak ada yang mengkritik kita tidak tahu letak kesalahan kita.

Seperti itu tadilah lika-liku dalam menulis, memang haus bersusah-susah dahulu baru bersenang-senang kemudian, susah-susah memikirkan ide lalu menuliskannya dan melewati rintangan demi rintangan yang menghadang.

Insya Allah semua kesusahan-kesusahan itu akan terbayar begitu ketika kita telah selesai menulis dan membuat karya, apalagi ketika karya kita dibaca banyak orang pasti senang sekali kita.

Itulah banyak sekali ujian-ujian yang datang serta tipsnya dan tetap selalu semangat menulisnya jangan mudah menyerah, dan juga jangan takut menghadapi ujian dalam menulis, sekian dariku Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun