Mohon tunggu...
Hai_Ly19
Hai_Ly19 Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

Baru saja lulus dari tingkat Sekolah Dasar, sedang berjuang di pondok, slow respon, silahkan follow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekolah

6 Januari 2023   19:05 Diperbarui: 6 Januari 2023   19:10 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hai Anila, ngelamun ya? Lihat apa sih" salah satu teman Anila menepuk bahunya. Anila kaget, untungnya ia bisa menyembunyikan kekagetannya dengan cukup sempurna. " Eh iya iya". Assalaamu'alaikum gmana kabarmu? Alhamdulillah aku baik. Jawab Anila dengan agak terbata melihat senyum Nabila yang periang itu.

Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, I'am fine too. Thanks jawabnya.

"Ih sok pinter bahasa inggris, ha ha. Ga pa pa aku jadi ketularan keceriaanmu". Bukan tidak mungkin suasana sebeku apapaun bisa ia cairkan.

Nabila merupakan salah satu teman Anila. Ia bertemann dengannya sejak kelas 1 SD. Di kelasnya ada total 15 orang dengan tujuh perempuan dan sisanya laki laki. Nabila termasuk ke dalam daftar sahabat dekat Anila.

"Lagi lihat apa sih sampai ngelamu begitu?" Tanyanya.

"Enggak, Cuma lihat lihat sekolah kita yang semakin indah"

"Iya ya, semakin bagus semoga muridnya juga smamakin bagus adabnya. Aamiin".

Selanjutnya beberapa obrolan mereka ternyata telah sampai ke kelas dimana tempat mereka belajar. Kelas mereka merupakan kelas terjauh no 2 saat itu karena tempatnya di lantai dua ditambah lagi paling ujung. Tidak kebayang harus bolak balik naik tangga, namun kehadiran Nabila cukup membuat Anila terhibur.

Saat ini Anila duduk di kelas 6, tingkat paling tinggi di Kuttab Ibnu Abbas membawakan banyak tanggung jawab yang diberikan kepada mereka sebagai teladan yang adik-adik kelasnya.

Sebelum pembelajaran dimulai, kami sebagai kakak kelas diberi amanah menertibkan adik adik. Walaupun kami terlihat santai, hampir semua diserahkan kepada yang laki-laki berbeda saat hari rabu. Semuanya memang diserahkan kepada anak laki laki, tidak ada ustadz dan ustadzah karena ada pembinaan.

 Kami yang perempuan punya tugas tersendiri yaitu menyambut santri yang baru datang. Setelah itu baris untuk ikrar. memang tugas laki-laki lebih berat kan  laki- laki itu pemimpin dan itu memang sudah fitrahnya, xixixiJ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun