Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Editor - @el.kafir

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rahasia Ulang Tahun: Tanpa Kue, Tanpa Lilin, Tanpa Kehebohan

24 Januari 2025   23:46 Diperbarui: 25 Januari 2025   13:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Firasat Nikmatullah saat menikmati kesendirian di kantin kampus. [Dok. Pribadi]

Halo pembaca setia Kompasiana!

Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang bagaimana caraku merayakan ulang tahun yang selalu sama setiap tahunnya, ala anak kosan.

Bayangin aja, tanpa kue, tanpa lilin, tanpa ucapan selamat. Hanya aku, diriku sendiri dan sedikit introspeksi yang bikin hari ini begitu spesial.

Pagi itu dimulai seperti biasa. Alarm berbunyi dengan suara yang nyaring (dan menyebalkan), mengingatkan bahwa ini hari spesialku. Ya, ini hari ulang tahunku!

Tapi, tunggu dulu, bukan berarti aku akan berteriak ke seluruh dunia. Tidak ada postingan di media sosial, tidak ada status WhatsApp yang bikin heboh. Hanya aku yang tahu.

Sarapan kali ini juga istimewa. Bukan karena mewah, tapi karena aku buat sendiri. Gimana tidak istimewa? Bahan-bahan yang ada di kosan ini ala kadarnya. 

Aku buat secangkir kopi sachet dan mie instan.

"Selamat ulang tahun untuk diriku sendiri,"

Pikirku sambil mengaduk kopi dan menyiapkan mie. Nikmat! Eh, tapi jangan lupa tambahkan telur biar sedikit fancy. Mie instan plus telur itu kombinasi jitu, kan?

Dan seperti biasa, makan sambil nonton YouTube. Gak lengkap rasanya sarapan tanpa video-video lucu atau drama politik yang lagi menggelitik. Layar ponsel jadi teman setia di kamar kosan.

Sambil makan, aku ketawa-ketawa sendiri nonton video kucing alias si oyen, lucu. Hidup anak kosan memang begitu, kan?

Siang harinya, aku putuskan untuk jalan-jalan sebentar. Serius, siapa yang butuh pesta kalau bisa menikmati udara segar di sekitar kampus?

Langkah demi langkah, aku merenung tentang hidup, pencapaian dan kegagalan. Setiap hembusan angin membawa ketenangan yang sulit ditemukan di pesta meriah.

Aku jalan ke taman dekat kosan dan duduk di bangku yang teduh, mengamati orang-orang yang berlalu-lalang.

Ada sepasang kekasih yang asyik foto-foto, ibu yang bermain dengan anaknya, dan teman-teman kosan yang lagi bercanda ria.

Semua ini bikin aku semakin menghargai momen-momen kecil dalam hidup. Sambil ngelamun, perut mulai keroncongan lagi. Ah, hidup anak kosan memang penuh perjuangan.

Saat jalan-jalan, aku mampir ke warung kopi kecil dekat kosan. Pesan segelas es teh jus gula batu, karena kopi mahal buat kantong anak kosan.

Duduk di teras sambil menikmati minuman tersebut, suasana warung yang sederhana benar-benar bikin hari ini terasa spesial.

"Siapa bilang ulang tahun harus dirayakan dengan pesta besar? Kadang, momen sederhana seperti ini justru lebih bermakna,"

Pikirku sambil menyeruput es teh jus gula batu. Plus, hemat di kantong!

Dan yang paling seru, ngobrol sama bapak penjual es teh yang cerita soal masa mudanya. Katanya dulu dia juga anak kosan. Wah, ternyata nostalgia ala anak kosan itu universal!

Aku tertawa kecil mendengar cerita-cerita konyol beliau, serasa ada ikatan antar generasi.

Sambil ngobrol, ada momen konyol ketika es teh ku tumpah gara-gara kucing warung yang tiba-tiba lompat ke meja!

Bapak penjual hanya tertawa dan bilang,

"Ah, kebiasaan, si Oyen mah (kucing kosan)."

Hidup anak kosan memang penuh kejutan tak terduga. Malam harinya, aku duduk di balkon kosan, menatap bintang-bintang di langit (ya, kalau cuaca cerah).

Tanpa lilin, tanpa kue, tanpa nyanyian ulang tahun. Hanya aku dan bintang-bintang yang tahu bahwa ini hari ulang tahunku.

Aku buat permohonan dalam hati, berharap tahun depan bisa punya kekasih, hehe (bercanda) masih bisa nafas aja udah bersyukur pake banget.

Tidak ada yang perlu tahu, ini rahasiaku dengan alam semesta. Teman-teman kosan mungkin bingung,

"Eh, kapan ulang tahunmu?"

atau

"Kenapa nggak ada postingan?"

Biarkan saja mereka bertanya-tanya. Terkadang, keindahan hidup ada pada rahasia kecil yang kita simpan sendiri.

Menghindari kehebohan dan merayakan dengan cara sederhana bisa memberikan kebahagiaan yang tidak terduga.

Selain itu, aku juga habiskan waktu untuk merenung tentang perjalanan hidupku. 

Mengenang momen-momen penting, baik yang menyenangkan hati maupun yang memusingkan pikiran.

Aku tulis beberapa hal di jurnal pribadi, mengingatkan diri sendiri tentang pencapaian dan pelajaran yang telah didapat.

Menuliskan harapan dan impian untuk tahun yang akan datang, berharap semuanya berjalan lebih stabil.

Lalu, ingatlah momen saat lampu kosan tiba-tiba mati. Seperti biasa, ya PLN, sih. Dalam gelap, aku teringat betapa sederhana tapi bermaknanya hidup anak kosan.

Aku tertawa sendiri, meresapi kekonyolan situasi ini. Dalam kesendirian, malah makin terasa indahnya. Ah, dan jangan lupakan momen konyol saat tiba-tiba tikus kosan muncul.

Gak tanggung-tanggung, tikus itu berani jalan-jalan di tengah ruangan. Aku cuma bisa tertawa dan berusaha ngusir pakai sandal jepit. Hidup anak kosan memang gak pernah jauh dari kejadian seperti ini, iya gak sih?

Selain itu, ada momen ketika aku lagi santai di kamar, tiba-tiba teman sekosan datang dan ngajak makan mie instan bareng.

Pas buka pintu, ternyata mereka bawa mie instan pakai telur, sama sepotong kue dari kantin kampus.

"Ini kue ultahmu,"

Kata mereka sambil ketawa. Dan begitu saja, ultah jadi makin aduh-aduhan.

Oiya, jangan lupakan juga saat tiba-tiba ada penjual bakso keliling yang teriak-teriak persis di depan kosan tanpa HT. Aku yang tadinya niat hemat malah tergoda beli bakso.

Akhirnya, kami makan bakso bareng di ruang tengah sambil ketawa-ketiwi. Ternyata, makan bakso di kosan bisa jadi momen ultah yang gak kalah berkesan. 

Dan bagian paling bikin penasaran, ada saja paket misterius yang datang. Setiap tahun, tanpa ketinggalan. Kali ini, paketnya datang lagi.

Isinya? Kadang makanan ringan, kadang barang-barang aneh tapi berguna. Siapa pengirimnya?

Masih jadi misteri sampai sekarang! Tapi jujur, paket misterius ini selalu bikin ulang tahunku semakin deg-degan.

Yang lebih aneh lagi, paketnya kadang disertai dengan surat cinta entah dari siapa. Mungkin adik tingkat, atau mungkin tetangga kosan, entahlah.

Isi suratnya kadang bikin nyengir sendiri:

"Selamat ulang tahun, semoga tambah ganteng yaa!"

Siapa pun pengirimnya, terima kasih sudah bikin hari ini makin spesial.

Pernah juga, isi paketnya buku-buku filsafat yang bikin mikir keras. Ada juga yang ngirim kaos-kaos dengan gambar tokoh nasional.

Serasa jadi aktivis mahasiswa, deh. Memang, hidup di kosan gak pernah kekurangan kejutan.

Malamnya, sambil duduk di balkon, aku jadi merenung lagi. Ingat berbagai momen lucu dan berkesan selama di kosan. Dari rebutan charger, galau karena Wi-Fi lemot, sampai drama kehabisan uang di akhir bulan.

Semua itu bikin aku tersenyum dan bersyukur. Siapa sangka hidup anak kosan bisa seberwarna ini? Dalam momen ini, aku merasakan kedamaian yang sulit dijelaskan.

Kesendirian bukanlah kesepian, tapi kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri. Aku merenung tentang arti kebahagiaan sejati dan bagaimana menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan.

Ternyata, merayakan ulang tahun tanpa kue dan lilin bisa memberikan makna yang lebih dalam. Kadang-kadang, aku tertawa sendiri memikirkan betapa nyeleneh cara merayakan ulang tahunku ini.

Tapi, justru itulah yang membuatnya istimewa. Dalam kesendirian, aku menemukan kebebasan untuk merayakan dengan cara yang paling aku inginkan. Tanpa ekspektasi dari orang lain, aku bisa menikmati hari itu dengan caraku sendiri.

Dan begitulah, hari ulang tahunku berlalu tanpa kehebohan, tanpa sorotan, dan tanpa perhatian berlebih. Dalam kesederhanaan ini, aku menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang murni.

Rasanya seperti rahasia kecil yang manis, hanya antara aku dan diriku sendiri. Siapa sangka, merayakan ulang tahun dalam kesendirian bisa terasa begitu damai?

Tentu saja, ada saat-saat orang lain bertanya,

"Eh, kapan ulang tahun mu?" atau "Kenapa nggak ada postingan di media sosial?"

Biarkan saja mereka bertanya-tanya. Kadang, keindahan hidup terletak pada rahasia kecil yang kita simpan sendiri.

Merayakan ulang tahun dengan cara ini membuat aku merasa lebih dekat dengan diri sendiri, lebih menghargai perjalanan hidupku dan lebih siap menghadapi tahun yang baru dengan penuh harapan.

Dan ingat, di tengah kesunyian ini, ternyata aku menemukan cara terbaik untuk merenung dan bersyukur. Memikirkan perjalanan hidupku sebagai anak kosan yang penuh lika-liku.

Ternyata, dengan segala keterbatasan, aku masih bisa menemukan makna dan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Pada akhirnya, merayakan ulang tahun sendiri bukanlah tentang kesepian, tapi menemukan makna dalam kesederhanaan.

Ini adalah hari untuk menghargai diri sendiri, merayakan pencapaian, dan menetapkan harapan baru untuk masa depan.

Dalam kesunyian ini, aku menemukan kekuatan dan kedamaian yang tidak tergantikan.

Jadi, selamat ulang tahun untuk diriku sendiri, dalam kesunyian yang penuh makna. Semoga tahun depan membawa kebahagiaan dan keberkahan yang lebih besar.

Dan siapa tahu, mungkin tahun depan aku akan merayakannya dengan cara yang sama, atau mungkin bersama-Mu.

Yang pasti, hari ulang tahun adalah tentang menghargai diri sendiri dan menemukan kebahagiaan dalam setiap momen.

Penulis: Firasat Nikmatullah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun