Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Editor - @sekjend.kafir

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Cilegon: Tak Ada Gereja di Kota Ini, Mengapa?

12 Januari 2025   16:25 Diperbarui: 12 Januari 2025   16:44 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan pemerintah daerah tampak seperti tameng dari semua bentuk inovasi yang mencoba mendobrak tradisi lama.

Toleransi agama jadi seperti angan-angan yang tertulis manis di atas kertas, tapi belum terwujud dalam realitas sehari-hari.

Kritik Terhadap Pluralisme dan Kebijakan Pemerintah: Setengah Hati

Dalam konteks pluralisme, penolakan terhadap pembangunan gereja di Cilegon dapat dilihat sebagai manifestasi dari kegagalan kebijakan pluralisme.

Pemerintah sering kali berada dalam posisi sulit, antara menjaga perdamaian dan stabilitas sosial di satu sisi, dan memenuhi hak-hak minoritas di sisi lain.

Menutup mata terhadap kebutuhan dan hak kelompok minoritas bukanlah solusi jangka panjang. Ini hanya menambah ketegangan dan rasa ketidakadilan.

Sulit untuk mengklaim diri sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika kalau implementasinya masih setengah hati.

Kalau hanya bicara soal toleransi tapi implementasi nol besar, ya jelas gak jalan.

Solusi dan Harapan: Membangun Toleransi Sejak Dini

Meskipun tantangan berat, ada harapan bahwa situasi ini dapat membaik dengan adanya dialog dan kerjasama antara berbagai elemen masyarakat.

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon bisa memainkan peran kunci dalam memfasilitasi pertemuan dan diskusi antara tokoh agama dan masyarakat umum.

Pendidikan tentang toleransi dan keberagaman sejak dini juga bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan ini.

Selain itu, tokoh agama dari berbagai latar belakang bisa saling mengunjungi dan berbagi pengalaman, memperlihatkan bahwa perbedaan agama tidak menghalangi untuk hidup berdampingan dalam damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun