Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Editor - @el.kafir

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal Usul Panggilan 'Gus': Dari Tradisi Hingga Status Sosial

7 Desember 2024   21:51 Diperbarui: 7 Desember 2024   22:00 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena Sosial dan Budaya

Panggilan 'Gus' ini nggak cuma jadi identitas sosial, tapi juga bawa dampak budaya yang signifikan. Di masyarakat, seorang 'Gus' sering dianggap sebagai tokoh panutan yang harus menjaga kehormatan dan wibawanya.

Mereka diharapkan jadi contoh teladan dalam berperilaku sehari-hari. Hidup penuh ekspektasi, ya? Namun, ada juga nih kritikan terkait penggunaan panggilan ini.

Beberapa orang menganggap bahwa panggilan 'Gus' bisa menciptakan kasta sosial baru, dimana mereka yang nggak punya panggilan tersebut merasa kurang dihargai.

Ada juga yang berpendapat bahwa panggilan 'Gus' seharusnya nggak cuma berdasarkan keturunan, tapi juga kemampuan dan kontribusi nyata seseorang dalam masyarakat. Nah lho, jadi polemik sosial deh.

Jadi, panggilan 'Gus' punya akar sejarah dan budaya yang kuat di Indonesia, terutama di kalangan NU dan pesantren.

Meski awalnya hanya untuk putra kiai, sekarang panggilan ini kadang dipakai lebih luas sebagai bentuk penghormatan.

Tapi, penting juga untuk tetap kritis agar panggilan ini nggak menimbulkan kesenjangan sosial.

Panggilan 'Gus' seharusnya jadi simbol kemampuan dan kontribusi nyata, bukan sekadar status sosial.

Penulis: Firasat Nikmatullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun