Fenomena Sosial dan Budaya
Panggilan 'Gus' ini nggak cuma jadi identitas sosial, tapi juga bawa dampak budaya yang signifikan. Di masyarakat, seorang 'Gus' sering dianggap sebagai tokoh panutan yang harus menjaga kehormatan dan wibawanya.
Mereka diharapkan jadi contoh teladan dalam berperilaku sehari-hari. Hidup penuh ekspektasi, ya? Namun, ada juga nih kritikan terkait penggunaan panggilan ini.
Beberapa orang menganggap bahwa panggilan 'Gus' bisa menciptakan kasta sosial baru, dimana mereka yang nggak punya panggilan tersebut merasa kurang dihargai.
Ada juga yang berpendapat bahwa panggilan 'Gus' seharusnya nggak cuma berdasarkan keturunan, tapi juga kemampuan dan kontribusi nyata seseorang dalam masyarakat. Nah lho, jadi polemik sosial deh.
Jadi, panggilan 'Gus' punya akar sejarah dan budaya yang kuat di Indonesia, terutama di kalangan NU dan pesantren.
Meski awalnya hanya untuk putra kiai, sekarang panggilan ini kadang dipakai lebih luas sebagai bentuk penghormatan.
Tapi, penting juga untuk tetap kritis agar panggilan ini nggak menimbulkan kesenjangan sosial.
Panggilan 'Gus' seharusnya jadi simbol kemampuan dan kontribusi nyata, bukan sekadar status sosial.
Penulis: Firasat Nikmatullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H