Pernyataan Rocky ini tentu aja mengundang berbagai reaksi dari publik, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Ada yang mendukung pandangannya, menganggap bahwa Jokowi memang terlalu banyak campur tangan di urusan politik daerah.
Tapi, nggak sedikit juga yang mengkritik Rocky, menilai bahwa pernyataannya terlalu tendensius dan nggak berdasar.
Dalam pandangan Rocky, demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang bebas dari intervensi kekuasaan pusat atau mantan kepala negara.Â
Dia mengingatkan bahwa Pilkada adalah hak rakyat daerah untuk memilih pemimpin mereka sendiri, tanpa tekanan atau pengaruh dari pihak manapun.
"Demokrasi kita harus dijaga kemurniannya. Jangan sampai ada intervensi yang merusak proses demokrasi itu sendiri," tegas Rocky.
Namun, di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa keterlibatan Jokowi di Pilkada adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai mantan presiden untuk memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan baik dan sesuai aturan.
Mereka berargumen bahwa sebagai mantan kepala negara, Jokowi masih punya hak dan kewajiban untuk mengawasi jalannya Pilkada agar nggak terjadi kecurangan atau pelanggaran hukum.
Terlepas dari berbagai pandangan tersebut, satu hal yang pasti adalah bahwa pernyataan Rocky Gerung ini selalu menambah panas suhu politik di Indonesia.
Entah sebelum atau sesudah Jokowi lengser dari kursi presiden, pernyataan Rocky Gerung always selalu berkeliaran.
Diskusi dan debat mengenai peran Jokowi di Pilkada terus bergulir, baik di media sosial maupun di berbagai forum diskusi politik.