Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Editor - @sekjend.kafir

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ikan Kaleng Kemasan: Dalam Politik Tak Ada Makan Siang Gratis!

14 November 2024   16:00 Diperbarui: 14 November 2024   17:24 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau ada kritik kalau ikan kaleng gizinya lebih rendah dari ikan segar, ahli gizi bilang kalau kandungan gizinya hampir sama, kok. Cuma beda dikit, maksimal 5-10 persen.

Dukungan dari China

Pemerintah China sudah komit untuk dukung program ini melalui kesepakatan pendanaan yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan China.

Dalam MoU ini, China bakal nyumbang dana buat memperkuat program makan siang bergizi di Indonesia.

Ada Kesepakatan Lainnya?

Selain pendanaan buat program makan siang bergizi, MoU tersebut juga mencakup beberapa kerjasama lain, seperti ekspor kelapa segar dari Indonesia ke China, promosi perikanan tangkap berkelanjutan, penguatan kerjasama ekonomi biru, kerjasama sumber daya mineral, dan kerjasama penilaian kesesuaian.

Harap Cemas dan Waspada

Meskipun program ini kelihatan menguntungkan, kita tetap harus waspada terhadap potensi jebakan utang yang mungkin menyertainya.

Dalam politik dan ekonomi global, nggak ada yang benar-benar gratis. Oleh karena itu, Indonesia perlu lebih hati-hati dalam menerima pendanaan dan investasi asing.

Program makan siang bergizi gratis yang didukung oleh China adalah langkah positif buat meningkatkan kesehatan anak-anak di Indonesia.

Tapi, penting banget buat pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan bahwa pendanaan dan kerjasama ini nggak bakal berubah jadi beban utang yang berat di masa tua kita nanti. 'eh maksudnya di masa depan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun