Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo mengajak warga Jateng untuk memilih pasangan Luthfi-Yasin.
Dukungan ini diharapkan bisa mendongkrak elektabilitas pasangan tersebut dan memastikan kemenangan mereka di Pilkada.
Namun, langkah Prabowo ini tidak lepas dari kontroversi. Banyak yang menilai bahwa sebagai presiden, Prabowo seharusnya bersikap netral dan tidak memihak salah satu calon.
Meski begitu, Prabowo tetap bersikukuh bahwa dukungannya adalah dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, bukan sebagai presiden.
Di sisi lain, nasib Bobby Nasution, menantu Jokowi, juga menjadi sorotan. Bobby yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Medan, kini maju di Pilkada Sumatera Utara.
Namun, dukungan Jokowi tampaknya tidak cukup kuat untuk memastikan kemenangan Bobby. Bahkan, Bobby sempat dilarang oleh PDI-P untuk mendaftar di Pilkada Sumut.
Meski begitu, Partai Golkar memberikan karpet merah bagi Bobby untuk maju di Pilkada Sumut.
Situasi ini menunjukkan bahwa meski Jokowi masih memiliki pengaruh, namun tidak sebesar saat ia masih menjabat sebagai presiden.
Dukungan Jokowi terhadap calon-calon kepala daerah tidak lagi menjadi jaminan kemenangan.
Hal ini juga menjadi tantangan bagi Bobby yang harus berjuang lebih keras untuk memenangkan Pilkada Sumut.
Pilkada 2024 kali ini benar-benar penuh dengan dinamika yang menarik.