Selain itu, Jokowi juga menyerahkan proses seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Prabowo. Meskipun ada dorongan dari beberapa kelompok sipil untuk membentuk ulang panitia seleksi, Prabowo memutuskan untuk melanjutkan proses yang sudah dimulai pada masa pemerintahan Jokowi.
Dalam sidang kabinet terakhirnya pada 13 September 2024, Jokowi juga memberikan arahan kepada para menteri seperti Airlangga Hartarto, Muhadjir Effendy, Luhut Binsar Pandjaitan, Pratikno, Muhammad Tito Karnavian, Retno Lestari Priansari Marsudi, Sri Mulyani Indrawati, Nadiem Anwar Makarim, dan Budi Gunadi Sadikin untuk mendukung penuh program-program unggulan Prabowo dan memastikan transisi pemerintahan berjalan efektif.
Jokowi meminta agar jika diperlukan regulasi baru, segera dibuat dan diselesaikan untuk mendukung program-program tersebut.
Dengan adanya perbedaan pendekatan dalam beberapa kebijakan ini, terlihat bahwa meskipun Prabowo menyatakan dirinya sebagai penerus Jokowi, arah kebijakannya mulai berbeda, terutama dalam bidang ketenagakerjaan dan tenaga kerja asing.
Jokowi lebih terbuka terhadap penggunaan tenaga kerja asing untuk mendukung proyek-proyek besar, sementara Prabowo lebih menekankan pada perlindungan tenaga kerja lokal dan pengurangan ketergantungan pada tenaga kerja asing.
Isu ini juga merembet ke ranah publik. Media sosial dipenuhi dengan berbagai spekulasi dan opini dari masyarakat. Banyak yang menduga bahwa ini adalah awal dari perpecahan besar di tubuh pemerintahan Prabowo.
Beberapa pengamat politik bahkan berpendapat bahwa Prabowo sedang mempersiapkan langkah untuk memperkuat posisinya di pemerintahan dengan menyingkirkan loyalis-loyalis Jokowi.
Di balik semua drama ini, ada pertanyaan besar yang harus dijawab: Apakah Prabowo benar-benar akan menyingkirkan pengaruh Jokowi?
Ataukah ini hanya strategi politik untuk memperkuat posisinya di pemerintahan? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Yang jelas, drama politik di Indonesia memang selalu menarik untuk diikuti. Menteri Budi Arie yang kini berada di ujung tanduk dan sikap Prabowo yang semakin jelas menentang pengaruh Jokowi menambah bumbu dalam dinamika politik di tanah air.
Apakah ini pertanda perpecahan besar atau hanya strategi politik semata? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.