Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Editor - @sekjend.kafir

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Semakin Jelas Menentang Jokowi? Budi Arie Diujung Tanduk!

8 November 2024   15:45 Diperbarui: 8 November 2024   15:45 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto saat bersama Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi. (Foto: Kompas/Adryan Yoga Paramadwya)

Di tengah hiruk-pikuk politik Indonesia, drama skandal judi online terus mencuat. Menteri Budi Arie kini berada di ujung tanduk, sementara Prabowo Subianto semakin menunjukkan ketidakpatuhannya terhadap mantan Presiden Jokowi.

Apakah ini pertanda perpecahan besar di tubuh pemerintahan? Mari kita telusuri lebih dalam.

Dalam beberapa pekan terakhir, dinamika politik di Indonesia semakin memanas. Menteri Budi Arie, yang dikenal sebagai salah satu loyalis Jokowi, kini menghadapi tekanan besar.

Isu ini mencuat setelah penangkapan 11 pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang diduga terlibat dalam melindungi situs judi online. Para pegawai tersebut memanfaatkan kewenangan mereka untuk melindungi ribuan situs judi online demi keuntungan pribadi.

Budi Arie, yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi, telah menyatakan bahwa ia mendukung penuh penegakan hukum terhadap para pegawai yang terlibat dan menegaskan bahwa mereka layak dihukum karena telah mengkhianati negara.

Ia juga menekankan bahwa dirinya tidak terlibat dalam praktik tersebut dan mendukung pemberantasan judi online di seluruh Indonesia.

Kasus ini baru mencuat setelah Budi Arie tidak lagi menjabat sebagai Menkominfo. Pada masa jabatannya, meskipun sudah ada indikasi adanya praktik perlindungan terhadap situs judi online oleh beberapa pegawai Kominfo, bukti yang ada belum cukup kuat untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Sekarang, dengan penangkapan para pegawai tersebut, kasus ini semakin terang menunjukkan adanya penyalahgunaan wewenang yang serius di tubuh Komdigi (Komunikasi dan Digital).

Prabowo Subianto, Presiden yang baru dilantik, semakin menunjukkan sikap yang berseberangan dengan kebijakan-kebijakan yang diusulkan oleh Jokowi dan para menterinya.

Salah satu kebijakan yang menonjol adalah terkait dengan Undang-Undang Cipta Kerja. Jokowi mengusulkan agar beberapa pasal dalam UU tersebut diperbaiki sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi, namun Prabowo memilih untuk menerima putusan tersebut tanpa mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

Selain itu, Jokowi juga menyerahkan proses seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Prabowo. Meskipun ada dorongan dari beberapa kelompok sipil untuk membentuk ulang panitia seleksi, Prabowo memutuskan untuk melanjutkan proses yang sudah dimulai pada masa pemerintahan Jokowi.

Dalam sidang kabinet terakhirnya pada 13 September 2024, Jokowi juga memberikan arahan kepada para menteri seperti Airlangga Hartarto, Muhadjir Effendy, Luhut Binsar Pandjaitan, Pratikno, Muhammad Tito Karnavian, Retno Lestari Priansari Marsudi, Sri Mulyani Indrawati, Nadiem Anwar Makarim, dan Budi Gunadi Sadikin untuk mendukung penuh program-program unggulan Prabowo dan memastikan transisi pemerintahan berjalan efektif.

Jokowi meminta agar jika diperlukan regulasi baru, segera dibuat dan diselesaikan untuk mendukung program-program tersebut.

Dengan adanya perbedaan pendekatan dalam beberapa kebijakan ini, terlihat bahwa meskipun Prabowo menyatakan dirinya sebagai penerus Jokowi, arah kebijakannya mulai berbeda, terutama dalam bidang ketenagakerjaan dan tenaga kerja asing.

Jokowi lebih terbuka terhadap penggunaan tenaga kerja asing untuk mendukung proyek-proyek besar, sementara Prabowo lebih menekankan pada perlindungan tenaga kerja lokal dan pengurangan ketergantungan pada tenaga kerja asing.

Isu ini juga merembet ke ranah publik. Media sosial dipenuhi dengan berbagai spekulasi dan opini dari masyarakat. Banyak yang menduga bahwa ini adalah awal dari perpecahan besar di tubuh pemerintahan Prabowo.

Beberapa pengamat politik bahkan berpendapat bahwa Prabowo sedang mempersiapkan langkah untuk memperkuat posisinya di pemerintahan dengan menyingkirkan loyalis-loyalis Jokowi.

Di balik semua drama ini, ada pertanyaan besar yang harus dijawab: Apakah Prabowo benar-benar akan menyingkirkan pengaruh Jokowi?

Ataukah ini hanya strategi politik untuk memperkuat posisinya di pemerintahan? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Yang jelas, drama politik di Indonesia memang selalu menarik untuk diikuti. Menteri Budi Arie yang kini berada di ujung tanduk dan sikap Prabowo yang semakin jelas menentang pengaruh Jokowi menambah bumbu dalam dinamika politik di tanah air.

Apakah ini pertanda perpecahan besar atau hanya strategi politik semata? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Penulis: Firasat Nikmatullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun