b. Â Perawinya Adil
Perawi yang adil adalah perawinya yang istiqomah menjalankan agamanya dan menjaga muru'ahnya.
c. Â Perawinya Dhabith
Perawi yang dhabith adalah perawi yang kredibel, yakni memiliki hafalan yang sempurna. Artinya ia dapat menyampaikan atau meriwayatkan hadits yang ia peroleh dengan baik sesuai dengan apa yang disampaikan oleh gurunya tanpa adanya kesalahan, baik itu berupa perubahan, penambahan ataupun pengurangan.
d. Â Tidak terdapat syadz atau kejanggalan
Syadz yaitu terjadinya ketika sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang terpercaya ternyata bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh perawi lain yang lebih dapat dipercaya.
e. Â Tidak terdapat Illat yang berat
Illat adalah cacat. Hadits yang setelah diteliti ternyata memiliki kecacatan yang berat maka ia tidak dapat diterima sebagai hadits shahih. Misalkan hadits tersebut adalah hadits yang munqathi', mauquf, perawinya fasik atau suatu hadis dengan memeriksa ajaran dan kriterianya.
Ada juga cara untuk mengetahui bahwa hadits itu shahih atau mungkin tidak, Berikut penjelasannya :
1) Â Shahih Bukhari dan Shahih Muslim terdapat catatan-catatan yang relevan. Seorang Muslim, memahami bahwa menentukan keabsahan suatu hadis adalah memeriksa apakah hadis terdapat dalam kedua kitab tersebut atau tidak. Hadits-hadits tersebut dapat dianggap sahih, dan para ulama dianggap sebagai keshahihan.
2). Â Dapat di Verifikasi dari Imam atau Ulama yang memiliki kredensial adalah metode sederhana untuk mengetahui benar atau salahnya.