Mohon tunggu...
Maghfirah SPd
Maghfirah SPd Mohon Tunggu... Guru - Hidup hanya sekali jadikan segalanya itu berharga.

Percaya diri itu penting untuk mencapai sukses mu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cut Nurul A'la (Do Da Idang)

17 Oktober 2019   14:50 Diperbarui: 17 Oktober 2019   16:04 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suasana berubah menjadi sangat terharu saat mereka saling berpelukan melepaskan kerinduan yang mendalam antara abang dan adik yang telah sangat lama berpisah.Selama 7 hari Putri dinegeri Jawa, Banta Ahmad dan adiknya putrid Nurul A'la serta rombongan yang masih hidup pulang menuju Peureulak, dimana tempat kedua kakak beradik dilahirkan, Sultan dan permaisuri menyambut kedatangan anak laki-lakinya yang sudah lama menghilang ditelan hiu ganans di Laut lepas sejak 15 tahun silam. Acara penyambutan sang Putra mahkota dilaksanakan dengan meriah.

Kemudian Banta Ahmad pemimpin kerajaan Ayahandanya besrta adiknya Putri Nurul A'la, sebagai pemimpin tidak lain tugasnya adalah membuat rakya hidup sejahtera aman tenteram dan damai, setelah itu Banta Ahmad menikah dengan Putri Nurkhadimah dan Putri Nurul A'la juga dilamar oleh Prabu Tapa yang berasal dari kerajaan Mataram, perjalanan rencana perkawinan putri Nurul A'la dengan Prabu Tapa dari Mataram tidak berjalan mulus, sebab Putri Nurul Ala' tidak mersa suka dengan Prabu Tapa.

Maka tuan putri juga meminta syarat untuk dapat menerima prabu tapa yakni, Prabu Tapa dimeinta agar mau menuntut Ilmu Gama Islam selama 10 Tahun di salah satu bukit yang disebut Bukit Cot Cibre, Prabu Tapa juga setuju dengan persyaratan tersebut, penolakan yang dilakukan atas lamaran Prabu Tapa kepada Tuan Putri Nurul A'al, karena tuan putrid telah memiliki kekasih yang bernama Sultan Meurah Kamaruzaman, mereka saling kasih.

10 tahun kepemimpinan Banta Ahmad, Ia pun meninggal, tujuh hari meninggalnya Banta Ahmad, Nurul A'la pun meninggalkan Istana dengan membawa duka nestapa tanpa diketahui kemana arah dan tujuannya, Nurul A'la memohon perlindungan dari Allah dan meninggalkan urusan dunia, Ia bersembunyi di Negeri Batu.

Sementara Prabu Tapa yang telah menyelesaiakan syarat yang diberikan putri Nurul A'la untuk belajar Ilmu Agama Islam selam 10 tahun telah diselesaikannya, bahkan Prabu Tapa menaruh curiga kepada Nurul A'la sepertinya tuan putri cantik tersebut ingkar janji, ia Prabu Tapa sangat marah dan mengamuk, bahkan membunuh bila bertemu dengan siapa saja ditemuainya, dan para penduduk menyerbu Prabu Tapa sehingga Prabu Tapa merengang nyawa, dan selanjutnya jasadnya di kebumikan di Desa Teumpeun dengan sebutan Gampung Teungku Dibeungeh ( Teungku Marah).

Mendengar kabar Prabu Tapa meninggal, putrid Nurul A'la pun kembali, Ke Istana Krueng Tuan dan berhubungan kembali dengan Sultan Kamaruzaman, mereka berencana menikah, namun Allah berkendak lain, Sultan Kamaruzaman berangkat ketanah Suci menunaikan Ibadah Haji dan melanjutkan kuliahnya selama Lima tahun, sekembalinya Sultan Kamaruzaman ke Peureulak, Ia mendengar kabar bahwa putrid Nurul A'la telah meninggal dunia, Kamaruzaman merasa sangat sedih, tak lama Sultan juga meninggal.

Kisah sedih haru penuh duka perjalanan kisah keluarga kerajaan Ilan Peureulak, konon menurut ceritanya beberapa hari berselang setelah tuan putri Nurul A'la meninggal dunia, seluruh Mahligai yang dibangun khusus untuk tuan putri, turut meraung-raung dengan dahsyatnya dan melayang di udara, berputar putar kemudian turun ke dalam kolam putri Nurul A'la, hilang tenggelam. (Dikutip dari  berbagai sumber)

SEKIAN

BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Maghfirah, S.Pd, saat ini aktif mengajar di dua sekolah yaitu SMKN 1 Lhokseumawe dan SMPS Sukma Bangsa Lhkoseumawe sebagai guru honorer. Wanita kelahiran Aceh 4 Agustus1985 ini menganyam pendidikan SDN Balee Gajah, Nisam Aceh Utara tahun lulus 1997 dan melanjutkan pendidikan ke SLTPN 9 lhokseumawe tamat tahun 2000, Setelah itu langsung melanjutkan Ke MAN Gandapura berijazah tahun 2003. Mendapatkan USMU (Undangan Seleksi Masuk Universitas) Universitas Syiah Kuala ke jurusan FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tamat tahun 2009.

Selain aktif sebagai guru, penulis juga aktif menjadi Anouncher    ( Penyiar radio ) sejak tahun 2005. Diluar kariernya ini penulis menjadi salah satu anggota  PMA ( Persatuan Artis Aceh ) Rekaman lagu Aceh pertama tahun 2007.Pada tahun 2011 penulis merilis lagu yang berjudul Do Da Idang yang menceritakan tentang legenda Cut Nurul A'la seperti yang penulis tulis dalam lomba ini. Bisa dibuka diakun Youtube Fira Hasan- Do Da IdangAceh18.Saat ini penulis tinggal di kampung halamannya Desa Blngguron Dusun Trienggadeng kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun