Mari kubuai dan kudendang
Unggas Subang terbang berkisar
Jikalah besar bunga kembang
Kayu disimpang buatkan bahtera
Kembang merak mari kutimang
Kayu sebatang muka istana
Lekaslah besar putih Cemerlang
Sanggup memegang beliung raja
Mari kutimang bunga langsat
Bau yang sedap bunga kenanga
Lekaslah besar putih lumat
Cakap memegang kemudi bahtera
Allah hai putrid mari kubuai
Pasir dipantai riak menimpa
Lekas remaja cut putihdi
Pengganti ayah cari kakanda
Setelah mendengar kisah haru yang disampaiakan ibunda tercintanya, timbulah keinginan tuan putri Nurul A'la untuk mencari abangnya Banta Ahmad. Setelah itu, putrid cantik Nurul A'la, mejumpai ayahnya Tuan Sulta Abdulah Syah, dan meminta kepada ayahandanya untuk dapat membuat sebuah Bahtera (tongkang) sebanyak 7 bahtera untuk disiapkan guna menemani perjalannan tuan putrid Nuru A'la yang ditemani Putri Nurkhadimah dan sejumlah pengawal dalam usaha pencarian dan menjemput Banta Ahmad.
Berangkatlah mereka dengan 7 bahtera yang telah dipersiapkan oleh Sultan, dalam perjalanan tidak semulus yang dibayangkan, disaat berada di lokasi Laut Jawa bahtera Putri dan rombongan diserang, korbanpun berjatuhan, serangan demi serangan yang dilakukan pihak kerajaan Jawa telah menghabat perjalanan pencaharian Banta Ahmad.
Banta Ahmad sudah menjadi Raja di Tanah Jawa, Ia tidak mengetahui bahwa bahtera yang diserang para perajuritnya di tengah Laut Jawa adalah rombongan Adiknya yang rencana ingin mencari Banta Ahmad untuk dijemput pulang ke tanah kelahirannya, tanpa disadari Raja Banta Ahmad terus menerus menyerang rombongan bahtera Putri Nurul A'la.
Dalam perseteruan rombongan Putri Nurul A'la dan Pasukan Kerajaan Jawa, Putri mengirimkan sebuah surat dengan bedil hidmat yang ditembakan kearah pasukan kerajaan Jawa pimpinan Paduka Ahmadsyah dengan bunyi isi surat, "Wahai Paduka raja Ahmadsyah, di Laut bukan musuh tapi putrid Nurul A'la datang menjemput", sekian, Puji Syukur kepada Allah.
Putri Nurul A'la, turut juga melemparkan cincin yang di ikat dengan sapu tangan yang kebetulan jatuhnya tepat didekat baginda Raja Ahmadsyah yang tak lain adalah Banta Ahmad, Banta Ahmad memperhatikan cincin ternyata tidak asing baginya sang Raja terhadap sebuah cincin yang jatuh tepat di depannya yakni cincin Ayahandanya dan sebuah surat dari seoarng adiknya.
Singaktnya terjadilah pertemuan abang beradik yang sangat mengharukan tersebut, sambil berlari Putri Nurul A'la meneyebut Abang loen, (Abang Ku) bersamaan juga berlarilah Banta Ahmad dengan sebutan yang sama Adik Loen, (Adikku).