Mohon tunggu...
Shafira Halmahera
Shafira Halmahera Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Fenomena Fomo di Era Media Sosial: Bagaimana Ketakutan dan Kehilangan Memengaruhi Kesejahteraan Mental Anda

22 Oktober 2023   21:48 Diperbarui: 2 November 2023   09:21 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/free-vector/woman-experiencing-fear-missing-out_9878541.htm#query=fomo&position=3&from_view=search&track=sph

Di zaman modern yang serba terkoneksi ini, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Kita menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk menjelajahi berbagai platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan banyak lagi. Namun, di balik tirai kegembiraan yang tampak, ada sebuah fenomena yang merayap ke dalam kehidupan kita dengan sangat perlahan, dan bahkan tanpa kita sadari: FOMO atau "Fear of Missing Out." Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa itu FOMO, mengapa ini menjadi begitu meresahkan, dan bagaimana ketakutan akan kehilangan ini memengaruhi kesejahteraan mental kita.

Apa Itu FOMO?

FOMO adalah singkatan dari "Fear of Missing Out" yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai "Ketakutan akan Kehilangan." Ini adalah istilah yang merujuk pada perasaan cemas atau takut bahwa kita akan melewatkan sesuatu yang sedang terjadi atau akan terjadi di media sosial. FOMO menciptakan dorongan kuat untuk selalu terhubung dan terpaku pada platform-platform ini agar kita tidak ketinggalan berita, acara, atau peristiwa yang sedang tren.

Fenomena ini tidak benar-benar baru, tetapi telah menjadi jauh lebih meresahkan dengan popularitas media sosial. Sebelum era digital, FOMO mungkin hanya muncul dalam bentuk keinginan untuk tidak melewatkan pesta atau acara sosial. Namun, dengan media sosial, FOMO bisa terjadi setiap saat karena kita melihat teman, kenalan, atau selebritas yang tampaknya memiliki kehidupan yang lebih menarik atau sukses daripada kita.

Mengapa FOMO Menjadi Masalah?

FOMO menjadi masalah ketika itu mengganggu kesejahteraan mental kita. Di bawah permukaan, rasa takut untuk melewatkan sesuatu dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental kita. Inilah beberapa alasan mengapa FOMO menjadi masalah yang patut diperhatikan:

1. Perasaan Tidak Cukup: FOMO sering kali mendorong perasaan tidak cukup. Ketika kita melihat postingan teman-teman yang sedang berlibur mewah, memiliki hubungan yang bahagia, atau mencapai kesuksesan besar, kita cenderung merasa bahwa kehidupan kita kurang berarti atau tidak memadai.

2. Stres dan Kecemasan: FOMO dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Kita merasa harus selalu online dan aktif di media sosial agar tidak melewatkan sesuatu yang penting. Hal ini bisa mengakibatkan ketegangan, kelelahan, dan bahkan gangguan kecemasan.

3. Perbandingan Sosial: FOMO sering kali mendorong perbandingan sosial yang tidak sehat. Kita cenderung membandingkan kehidupan kita dengan apa yang kita lihat di media sosial, tanpa menyadari bahwa apa yang diposting di sana mungkin hanya potongan kecil dari realitas seseorang.

4. Kehilangan Hubungan Pribadi: Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di media sosial untuk menghindari FOMO bisa mengganggu hubungan pribadi. Kita mungkin mengabaikan waktu yang seharusnya kita habiskan dengan keluarga dan teman-teman karena kita terlalu sibuk memeriksa platform media sosial.

5. Pengaruh Terhadap Produktivitas: FOMO juga dapat memengaruhi produktivitas kita. Ketika kita terlalu banyak terlibat di media sosial, kita bisa melewatkan pekerjaan atau tugas yang seharusnya kita selesaikan.

Bagaimana Ketakutan akan Kehilangan Mempengaruhi Kesejahteraan Mental Anda?

Sekarang kita telah memahami mengapa FOMO menjadi masalah, mari kita eksplorasi bagaimana ketakutan akan kehilangan ini memengaruhi kesejahteraan mental kita secara lebih mendalam.

1. Meningkatkan Stres dan Kecemasan

FOMO dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan kita. Ketika kita merasa harus selalu terhubung dan aktif di media sosial, tekanan mental meningkat. Kecemasan muncul karena kita takut melewatkan sesuatu yang penting, seperti undangan ke acara, berita terbaru, atau peristiwa yang sedang tren.

2. Membuat Perasaan Tidak Cukup

Ketakutan akan kehilangan seringkali membuat kita merasa tidak cukup. Kita mungkin merasa kurang bahagia atau puas dengan hidup kita saat ini karena perbandingan yang tidak sehat dengan kehidupan yang kita lihat di media sosial. Ini bisa berdampak pada harga diri dan kebahagiaan kita.

3. Mengganggu Kualitas Tidur

FOMO juga dapat mengganggu tidur kita. Ketika kita terlalu terlibat di media sosial, terutama di malam hari, kita cenderung tidur lebih sedikit dan kualitas tidur kita bisa terganggu. Kurang tidur dapat memengaruhi kesejahteraan mental kita secara keseluruhan.

4. Mengganggu Hubungan Pribadi

Ketakutan akan kehilangan juga dapat mengganggu hubungan pribadi kita. Kita mungkin menjadi kurang hadir secara emosional saat bersama keluarga atau teman-teman karena kita terlalu sibuk memeriksa media sosial. Ini dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan kita.

5. Meningkatkan Rasa Cemburu

FOMO seringkali membuat kita merasa cemburu terhadap keberhasilan atau kebahagiaan orang lain. Kita bisa merasa cemburu saat melihat postingan teman-teman atau kenalan yang tampaknya memiliki kehidupan yang lebih baik daripada kita. Rasa cemburu ini dapat merusak hubungan sosial kita dan memengaruhi kesejahteraan mental.

Cara Mengatasi FOMO dan Meningkatkan Kesejahteraan Mental Anda

Mengatasi FOMO dan meningkatkan kesejahteraan mental kita memerlukan usaha dan kesadaran diri. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu:

1. Batas Waktu di Media Sosial: Tetapkan batas waktu harian atau mingguan untuk penggunaan media sosial. Ini akan membantu Anda menghindari terjebak dalam penggunaan berlebihan.

2. Hapus atau Saring Konten: Jika postingan tertentu atau akun tertentu memicu FOMO, pertimbangkan untuk menghapus atau menyaring konten tersebut dari aliran berita Anda. Fokuskan perhatian Anda pada hal-hal yang positif dan inspiratif.

3. Jadwalkan Waktu Offline: Carilah waktu untuk berada jauh dari media sosial. Gunakan waktu ini untuk berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitar Anda atau untuk mengejar hobi dan minat pribadi.

4. Jadwalkan Aktivitas yang Meningkatkan Kesejahteraan: Jadwalkan aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan, seperti olahraga, meditasi, atau berkumpul dengan teman-teman. Ini akan membantu Anda merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupan Anda sendiri.

5. Berbicara dengan Seseorang: Jika Anda merasa FOMO sangat memengaruhi kesejahteraan mental Anda, jangan ragu untuk berbicara dengan seseorang yang Anda percayai. Terapis atau konselor dapat memberikan dukungan dan strategi yang berguna.

6. Praktikkan Gratitude: Cobalah untuk lebih bersyukur atas apa yang Anda miliki. Fokus pada hal-hal positif dalam hidup Anda dan hargai momen-momen kecil yang membuat Anda bahagia.

7. Jaga Privasi Anda: Berhati-hatilah dengan informasi pribadi yang Anda bagikan di media sosial. Ini dapat membantu mengurangi tekanan dan perasaan perbandingan dengan orang lain.

8. Berinvestasi dalam Hubungan Pribadi: Luangkan waktu untuk merawat hubungan pribadi Anda. Berinteraksilah dengan keluarga dan teman-teman secara aktif dan mendalam.

***
 
FOMO adalah fenomena yang meresahkan di era media sosial. Ketakutan akan kehilangan dapat mengganggu kesejahteraan mental kita dengan berbagai cara, termasuk meningkatkan stres, membuat perasaan tidak cukup, mengganggu kualitas tidur, dan merusak hubungan pribadi. Namun, dengan kesadaran diri dan tindakan yang tepat, kita dapat mengatasi FOMO dan meningkatkan kesejahteraan mental kita. Yang paling penting, ingatlah bahwa apa yang Anda lihat di media sosial mungkin hanya potongan kecil dari realitas seseorang, dan hidup sejati Anda layak dihargai dan disyukuri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun