Mohon tunggu...
Fira Meilinda Pardi
Fira Meilinda Pardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang suka dengan dunia musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Debat Antar Indonesia dan Malaysia yang Tidak Pernah Ada Habisnya

11 November 2022   01:56 Diperbarui: 11 November 2022   02:13 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu masih ingatkah kalian dengan orang Malaysia yang tiba -- tiba saja mengatakan bahwa rendang itu makanan khas dari Malaysia? Ya pernyataan itu menjadi gempar di internet karena sekali lagi perdebatan yang terjadi antar negara serumpun itu adalah tentang saling klaim budaya satu sama lain.

Namun hal seperti ini memiliki sisi positifnya tersendiri yaitu kita menjadi melek akan budaya kita sendiri, lalu mendapat pengetahuan tentang budaya -- budaya di luaran sana yang tidak kita tahu sebelumnya. Lalu juga mempererat persaudaraan kita dengan saling membela negara masing -- masing.

Tentang perdebatan yang terjadi sebenarnya ada jawaban yang bisa menjawab sebagian pertanyaan tentang siapa yang sebenarnya pemilik dari batik, rendang, nasi goreng, dan lain lain.

Jika kita melihat ke tahun -- tahun sebelumnya, negara kita dan negara Malaysia sama -- sama dijajah oleh Belanda. Negara kita juga sangat berdekatan bahkan tersambung. Orang -- orang di dalamnya tidak mungkin hanya menetap di negaranya saja apabila negara tersebut sangat berdekatan. Sudah pasti ada kegiatan -- kegiatan yang mengakibatkan tercampurnya budaya dan adat istiadat dari kedua negara tersebut.

Hal ini bisa menjelaskan mengapa bahasa kita sangat mirip, rupa kita juga tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan negara tetangga itu. Di sini sudah bisa terlihat mengapa banyak budaya kita yang diklaim oleh negara tersebut.

Tapi kita tidak bisa langsung menyalahkan pernyataan negara Malaysia, kita tidak tahu siapa yang dulu memiliki batik, apakah Indonesia ataupun Malaysia. Atau bisa saja dua negara tersebut mmemang memiliki batiknya masing -- masing. Memiliki nama yang sama namun dengan bentuk yang beda. Contoh lain adalah cerita rakyat yang beredar yaitu Malin Kundang dari Indonesia sangat mirip dengan cerita Tanggang Si Anak Durhaka dari Malaysia. Dari sink sudah terlihat bahwa budaya kita memang mirip namun kita memiliki versi tersendiri dari budaya itu.

Apa yang kita bisa lakukan untuk menghadapi ini adalah dengan membiarkan saja orang -- orang itu dengan kepercayaannya. Walaupun kita tahu bahwa mereka asal klaim atas budaya kita, tidak seharusnya kita mengolok -- olok orang itu. Masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuktikan bahwa klaim yang mereka lakukan itu salah.

Namun jika masih tidak mempan juga maka kita harus membiarkan saja karena sudut pandang dan pemahaman kita tidak sama dengan mereka, mereka juga pasti berpikir sama dengan kita tentang hal -- hal itu seperti batik itu dari mana asalnya.

Bukankah menikmati budaya kita dan membuat bangga negara kita lebih menyenangkan ada gunanya ketimbang kita harus berdebat yang dari dulu tidak pernah berakhir ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun