MENGHADAPI GELOMBANG HOAKS DI LAYANAN KONSELING DENGAN MEMBACA KRITIS
Oleh : Fira Alviana Rachelia Putri
Dalam era informasi yang dipenuhi dengan gelombang hoax, keahlian membaca kritis menjadi semakin penting. Terutama dalam konteks layanan konseling, di mana informasi yang salah dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesejahteraan mental individu. Membaca kritis bukan hanya tentang menilai kebenaran suatu informasi, tetapi juga tentang mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dipercaya dan memahami implikasi dari apa yang dibaca.
Menurut data yang saya peroleh  data Kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu. Salah satu contoh kasus yang marak di media sosial adalah penyebaran informasi palsu tentang efektivitas terapi alternatif untuk gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Seorang konselor dapat menemui klien yang percaya bahwa minum ramuan herbal tertentu atau mengikuti teknik meditasi tertentu akan menyembuhkan masalah mereka, berdasarkan informasi yang mereka dapatkan dari sumber yang tidak terverifikasi di media sosial.Â
Hal ini dapat menyebabkan Orang yang kurang familiar dengan praktik konseling atau perawatan kesehatan mental mungkin lebih rentan terhadap gagasan alternatif atau tidak konvensional tentang penyembuhan masalah kesehatan mental mereka. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pendekatan yang didukung oleh bukti ilmiah dalam bidang kesehatan mental.
MENGAPA MEMBACA KRITIS PENTING DALAM LAYANAN KONSELING?
Dalam layanan konseling, informasi yang salah atau hoaks dapat mengarah pada kesalahpahaman yang berpotensi merugikan. Misalnya, dalam kasus penyebaran informasi palsu tentang terapi alternatif untuk masalah mental yang serius, individu mungkin mengambil langkah-langkah yang tidak efektif atau bahkan berbahaya untuk mengatasi masalah mereka. Oleh karena itu, membaca kritis menjadi keterampilan penting bagi konselor untuk membantu klien dalam mengakses informasi yang akurat dan bermanfaat.
BAGAIMANA MEMBACA KRITIS DITERAPKAN DALAM KASUS INI?
Konselor yang terlatih dalam membaca kritis dapat membantu klien mereka dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Evaluasi Sumber Informasi : Membantu klien untuk menilai kepercayaan sumber informasi yang mereka temui, seperti mengajukan pertanyaan tentang kredibilitas situs web atau individu yang menyebarkan informasi.
2. Verifikasi Fakta : Mengajak klien untuk memverifikasi fakta dari beberapa sumber yang dapat dipercaya sebelum membuat keputusan tentang perawatan atau tindakan tertentu.
3. Analisis Implikasi : Membantu klien memahami implikasi dari informasi yang mereka temui, termasuk risiko dan manfaat dari berbagai opsi perawatan.
4. Pengembangan Kemampuan Penalaran : Mendorong klien untuk mengembangkan kemampuan penalaran mereka sendiri sehingga mereka dapat secara mandiri menilai dan mengelola informasi yang mereka hadapi di masa depan.
Nah dapat disimpulkan bahwa dalam era saat ini di mana hoaks dapat dengan mudah menyebar melalui media sosial dan platform online lainnya, keahlian membaca kritis menjadi semakin penting, terutama dalam konteks layanan konseling. Dengan membantu klien untuk memahami dan menilai informasi dengan bijak, konselor dapat memainkan peran penting dalam memastikan kesejahteraan mental dan emosional individu di tengah arus informasi yang berlimpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H