Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kereta Api di Cicalengka Bandung

Humas Daop 2 Bandung Ayep Hanapi mengatakan, dua kereta api bertabrakan di jalan antara stasiun Haupgur dan Cikalenka pada pukul 06:03 WIB. Tabrakan terjadi di satu jalur. 

Sesuai peraturan lalu lintas antara Haupgur dan Cikalenka, hanya satu kereta yang boleh lewat di setiap jalur. 

Pak Ayep mengatakan rute jalur tunggal akan lebih disukai untuk kereta api jarak jauh. Artinya, kereta lokal harus berhenti dan menunggu hingga jalur dibuka. "Kereta lokal sudah menunggu di stasiun. 

Setelah jarak aman, kereta bisa melanjutkan perjalanan," kata Ayep. 

"Yang penting adalah jalur Cikalenka-Haupgur, di beberapa ruas jalan hanya diperbolehkan satu kereta api," ujarnya. 

Lalu lintas pada jalur ini dikendalikan oleh Satuan Pengawas Kereta Api (PPKA). Namun hingga saat ini PT KAI menyatakan belum bisa memastikan penyebab tabrakan antara KA Turanga dan KA Commuter Line Bandung Raya. 

Kesimpulan atas kejadian tersebut harus menunggu penyelidikan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (KNTK), kata Aip Hanapi. 

Wakil Ketua Penguatan dan Pembangunan Daerah Institut Transportasi Indonesia (MTI) Joko Setijowarno menjelaskan, sinyal di Stasiun Cikalenka masih menggunakan sinyal blok mekanis, namun sinyal di Stasiun Haupugur merupakan sinyal listrik. Perbedaan dalam model persinyalan ini menghasilkan cara kerja model persinyalan yang berbeda. 

"Oleh karena itu, Petugas Pengendali Operasional Kereta Api (PPKA) yang mengatur operasional kereta api di kedua stasiun tersebut harus mempunyai keterampilan dalam mengoperasikan sinyal-sinyal yang berbeda tersebut," kata Joko, Minggu (07/01) dalam keterangan tertulis yang diperoleh BBC News. Indonesia. 

Pada jalur tunggal, sinyal yang menunjukkan apakah kereta api dapat lewat setelah dipastikan bahwa ruas jalan yang dilintasi kereta tersebut dianggap aman. 

Jalur tunggal digunakan secara bergantian oleh kereta api dua arah.