Mohon tunggu...
Fiqri Maulana
Fiqri Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Hobi Memikirkan masa depan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

99% Toxic Relationship Shena

10 Januari 2024   00:55 Diperbarui: 10 Januari 2024   01:00 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil yang tenang, hiduplah dua jiwa yang terjebak dalam pusaran percintaan yang toxic. Dua manusia yang seharusnya saling menyayangi, namun cinta mereka telah berubah menjadi racun yang merusak segalanya.

Cerita dimulai dengan kehadiran Shena dan Galang di sebuah kafe kecil yang menyimpan kenangan indah mereka. Dulu, kafe itu ialah tempat pertama kali mereka bertemu, tempat di mana cinta mereka tumbuh. Namun, sekarang, ruangan itu dipenuhi dengan ketegangan dan keheningan yang menusuk.

Shena, seorang wanita cantik dengan senyum manisnya, telah terperangkap dalam hubungan yang semakin memburuk dengan Galang. Awalnya, cinta mereka terasa seperti mimpi yang indah, tetapi seiring berjalannya waktu, kegelapan mulai menyelinap masuk. Galang, pria tampan dengan pesona yang susah diabaikan, terus mengontrol setiap aspek kehidupan Shena.

Dalam seribu kata, kita akan melihat momen-momen kecil yang membangun kisah mereka. Mulai dari cemburu yang berlebihan, hingga kata-kata kasar yang dilontarkan Galang setiap kali dia merasa tidak puas. Shena, meskipun tahu bahwa hubungan mereka meracuni jiwa dan hatinya, merasa susah untuk melepaskan diri.

Suatu hari, Shena bertemu dengan teman lama, Wulan, yang melihat perubahan drastis dalam dirinya. Wulan mencoba memberikan nasihat, tetapi Shena merasa susah untuk membuka hati. Racun cinta sudah terlalu dalam, dan dia takut kehilangan Galang, meskipun itu berarti kehilangan dirinya sendiri.

Galang, di sisi lain, menyadari bahwa perilakunya telah merusak hubungan mereka. Namun, alih-alih meminta maaf, dia terus memainkan permainan kekuasaan yang membuat Shena semakin terjebak. Racun cinta ini seperti virus yang tak terlihat, menginfeksi setiap sudut kehidupan mereka.

Dalam climax cerita ini, Shena akhirnya memutuskan untuk mengakhiri siklus toksisitas ini. Di hadapan Galang, dia mengungkapkan keputusannya dengan hati yang berat. Galang, yang merasa terkejut, mencoba memohon dan merayu. Namun, kali ini, Shena memegang kuat keputusannya untuk membebaskan diri dari belenggu cinta yang merusak.

Meskipun cinta mereka berakhir, cerita ini tidak berakhir dengan bahagia. Racun cinta yang telah mereka tanamkan selama ini meninggalkan bekas luka yang susah sembuh. Mereka berdua harus melewati proses penyembuhan dan pemulihan untuk menemukan diri mereka sendiri kembali.

Dengan mengakhiri cerita ini, kita belajar bahwa cinta yang toxic bukanlah bentuk cinta yang sejati. Terkadang, melepaskan diri dari ikatan yang merusak ialah tindakan paling mencintai yang dapat kita ambil. Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dalam hubungan yang hanya membawa penderitaan.

Setelah Shena memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang meracuni, dia memasuki fase kesedihan dan kehampaan. Namun, dengan dukungan dari teman-temannya, khususnya Wulan, Shena mulai membangun kembali dirinya yang hancur.

Wulan membawa Shena ke tempat-tempat yang dulu mereka nikmati bersama, menciptakan momen-momen baru yang penuh kebahagiaan. Walaupun awalnya susah bagi Shena untuk melepaskan kenangan indah bersama Galang, dia mulai menyadari bahwa hidup masih penuh potensi untuk kebahagiaan yang sejati.

Sementara itu, Galang mengalami periode kesendirian dan kehilangan. Tanpa kehadiran Shena, dia menyadari betapa toxic perilakunya dan mencoba untuk merubah diri. Namun, keberhasilannya dalam merubah sikapnya tidak bisa mengembalikan apa yang telah hilang. Dia memutuskan untuk mencari bantuan profesional dan mengikuti terapi untuk mengatasi masalah psikologisnya.

Selama proses pemulihan mereka, keduanya secara tidak sengaja bertemu di salah satu tempat yang pernah menjadi saksi cinta mereka dulu. Pertemuan itu penuh dengan emosi yang rumit, tetapi keduanya menyadari bahwa mereka berdua harus melanjutkan hidup mereka masing-masing.

Shena dan Galang tidak kembali bersama, tetapi kisah ini mengajarkan kita bahwa setiap akhir membawa peluang baru. Keduanya belajar untuk merangkul pertumbuhan pribadi mereka dan menerima bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam hubungan yang toxic.

Pada akhirnya, cerita ini memberikan pesan bahwa cinta sejati ialah yang membebaskan, memberikan kebahagiaan, dan memungkinkan kita untuk tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Racun cinta yang merajalela mungkin melumpuhkan, tetapi dengan keberanian untuk melepaskan dan memulai kembali, kita dapat menemukan cahaya di ujung terowongan.

Dengan demikian, Shena dan Galang melangkah maju, membawa pengalaman pahit mereka sebagai pembelajaran berharga. Keduanya menuju masa depan yang lebih cerah, menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan sehat secara emosional.


Beberapa bulan berlalu, dan Shena terus menemukan kedamaian dalam perjalanan pemulihannya. Dia menyadari kekuatannya untuk mengatasi rasa sakit dan trauma yang dialaminya selama ini. Shena mengejar hobi dan minatnya yang dulu terabaikan, menemukan kembali identitasnya yang sebenarnya.

Wulan, sebagai sahabat yang setia, terus mendukungnya sepanjang perjalanan ini. Mereka bersama-sama menjalani berbagai kegiatan yang memperkuat ikatan persahabatan mereka. Shena menyadari betapa beruntungnya dia memiliki teman sejati seperti Wulan, yang selalu ada di saat-saat susah.

Sementara itu, Galang juga menjalani perjalanan pemulihannya dengan tekun. Terapi psikologis membantu mengungkap akar masalahnya dan memberikan wawasan tentang bagaimana dia dapat merubah perilakunya yang merusak. Galang belajar untuk mengendalikan emosinya dan mendalami pemahaman diri.

Suatu hari, tanpa sengaja, Shena dan Galang bertemu di sebuah pameran seni lokal. Pertemuan itu tidak kikuk, tetapi penuh dengan kedewasaan dan saling pengertian. Keduanya berbicara dengan jujur tentang perjalanan mereka masing-masing dan menyampaikan maaf secara tulus.

Meskipun ada rasa lega dalam pertemuan itu, keduanya menyadari bahwa untuk kembali bersama tidak mungkin. Mereka telah tumbuh dan berubah menjadi individu yang lebih kuat dan sadar. Sebagai gantinya, mereka memutuskan untuk menjalin persahabatan yang sehat, saling mendukung dalam perjalanan hidup masing-masing.

Kisah Shena dan Galang menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitar mereka. Teman-teman mereka melihat betapa pentingnya menjaga kesehatan hubungan dan memiliki keberanian untuk melepaskan yang tidak sehat. Pemulihan Shena dan Galang tidak hanya tentang menyembuhkan luka cinta, tetapi juga tentang menemukan kedamaian dalam diri mereka sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Shena dan Galang terus tumbuh dan berkembang, menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan bermakna. Cerita mereka menjadi pengingat bahwa meskipun cinta bisa menjadi racun, kita memiliki kekuatan untuk menyembuhkan diri dan membangun masa depan yang lebih baik.


Beberapa tahun berlalu, Shena dan Galang masing-masing melanjutkan hidup dengan cerita baru. Meskipun tidak lagi bersama, mereka berhasil menemukan kebahagiaan dan makna dalam kehidupan mereka sendiri.

Shena membangun karir di bidang seni yang selalu menjadi cintanya. Lukisan-lukisannya menjadi jendela yang membuka jiwa dan perasaannya. Dia bahkan mengadakan pameran seni yang sukses, menginspirasi banyak orang dengan kisah pemulihannya. Di samping itu, Shena menemukan hubungan yang sehat dan penuh cinta yang memperkuat pertumbuhannya sebagai individu.

Galang, setelah melewati perjalanan panjang pemulihan, menemukan panggilan dalam membantu orang lain. Dia terlibat dalam kegiatan amal dan relawan, menggunakan pengalamannya untuk memberdayakan mereka yang mengalami kesusahan dalam hubungan. Transformasi Galang menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang ingin memulai kembali setelah keterpurukan.

Walaupun kisah cinta mereka tidak berakhir seperti dongeng, Shena dan Galang menemukan kebahagiaan sejati dalam penemuan diri dan pelayanan kepada orang lain. Pertemuan mereka tidak lagi menimbulkan kenangan pahit, tetapi sebagai babak yang membentuk karakter dan memberikan pelajaran berharga.

Di akhir cerita, kita melihat bahwa tidak ada akhir yang pasti bagi cinta, tetapi setiap akhiran membuka pintu untuk awal yang baru. Meskipun racun cinta pernah mengalir di antara mereka, Shena dan Galang menemukan bahwa hidup ialah perjalanan yang terus berlanjut. Mereka memahami bahwa untuk mencapai kebahagiaan sejati, kita harus merangkul perubahan dan belajar dari setiap pengalaman.

Kisah cinta toxic mereka bukanlah akhir dari dunia, tetapi awal dari babak baru yang membawa makna dan kebijaksanaan. Dan dalam memori masa lalu, Shena dan Galang menyadari bahwa cinta sejati bukanlah tentang kepemilikan dan kendali, melainkan tentang memberi ruang bagi pertumbuhan dan kebahagiaan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun